Napak Tilas Spiritual 2017 (Jawa Tengah)

Leave a comment

Menyambung tulisan spiritual retreat di tahun 2012, akhirnya saya berkesempatan untuk berkumpul lagi bersama teman-teman sejiwa dan melakukan perjalanan ke dalam hati di tahun 2017 ini.. selama saya lama merantau ke luar negeri (sebelum 2012) dan saat saya merintis usaha (2012 hingga kini), rekan-rekan prana sering mengadakan perjalanan tahunan, ke tempat-tempat yg masih asri, atau tempat-tempat yg punya energi tinggi untuk memperdalam pengenalan terhadap diri sendiri dan kepada Sang Ilahi..

Tahun-tahun sebelumnya rekan-rekan prana melakukan perjalanan tempat-tempat tertentu di tanah Jawa , seperti umbul umprit, alas purwo, dan lain sebagainya. Namun kondisi dan situasi menyebabkan saya tidak dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut. Baru pada akhir tahun 2016 dan di tahun 2017 ini saya berkomitmen dalam hati untuk turut serta bersama lagi, melakukan perjalanan ke dalam. Berikut ini cuplikan dari catatan kecil akhir 2016..

Flashback From a 2016 Note — “Setelah kembali ke tanah air, saya mengisi bulan demi bulan untuk memulai proyek ‘bisikan di pagi hari’ yang kelak menjadi usaha pertama saya hingga tulisan ini dituangkan.. Saat itu adalah transisi dimana saya harus kembali menyelami dunia manusia dengan segala interaksi sosialnya, setelah lama berkutat dengan ilmu alam dan batin yang mendalam.. sebelum memulai proyek usaha pertama saya, sejenak sempat saya mengikuti ajakan olah batin bersama rekan-rekan olahraga pernafasan / Prana selama beberapa hari ke Jawa Tengah di awal tahun 2012.. itu adalah kali terakhir saya menyempatkan diri secara khusus untuk pergi sendiri dan menerawang ke dalam diri sebelum terjun ke ilmu bumi dan medan tempur usaha..”

Singkat cerita, selepas tahun 2012 saya harus benar-benar memakai topi sebagai seorang entrepreneur dan fokus mengamati serta belajar bagaimana caranya sebuah entitas usaha bisa dirintis, dan bisa terus berkembang.. masa-masa ini adalah masa penyatuan dan masa penerapan dari semua konsep-konsep abstrak batin yang telah dipahami dengan mendalam, masa penerapan itu terhitung sejak awal tahun 2012 dan seterusnya hingga saat ini, dan berbagai kisahnya sempat saya tuliskan dalam beberapa note juga..

Dengan kata lain, periode 2012-2016 ini saya melaksanakan peran saya sebagai “manusia bumi” dengan segala urusan sosial dan keduniawian, dengan penerapan ilmu-ilmu sosial seperti manajemen, marketing, politik, kewirausahaan, keuangan, dsb.. dan sementara itu pendalaman “ilmu langit” sedikit saya pause.. Namun ternyata arus “ilmu bumi” dan segala dinamika intensifnya ini cukup kuat dan mempengaruhi inner condition saya, dan saya menyadarinya setahun belakangan ini. Ada trade-off yang begitu kuat antara peningkatan kesuksesan duniawi, dengan penurunan keadaan serta pendalaman spiritual yang ilahi. Semua fase hidup dan pelajaran hidup ini saya terima sebagai bekal lanjut untuk kehidupan saya nanti dan lebih mengenal diri sendiri.

Sekilas Napas Tilas

Baik, lanjut cerita, kegiatan Napak Tilas di Jawa Tengah ini menjadi kegiatan olah batin di tahun 2017 oleh teman-teman KBK se-Indonesia. Rombongan terbagi menjadi dua mobil, satu mobil berangkat dari arah Barat (Jakarta) dan satu mobil dari arah Timur (Kediri) dan akan bertemu di tengah (pinggiran kota Solo). Napak Tilas berarti menapaki / menyusuri kembali jalan yang pernah ditempuh seseorang. Boleh jadi untuk mengenang perjuangannya, ikut merasakan penderitaannya, mencontoh keteladannya, atau bahkan menghidupkan kembali semangatnya yang dulu pernah ada. Selama kegiatan ini, tempat-tempat yang saya kunjungi adalah sebagai berikut :

  1. Umbul Pengging
  2. Makam Ki Ageng Pengging Handayaningrat
  3. Makam Kyai Ageng Kebo Kenongo
  4. Makam raja-raja mataram
  5. Puro Mangkunegaran
  6. Astana Mangadeg
  7. Astana Giri Bangun
  8. Pura Mandira Seta dan Kasunanan Solo (Ekstra)

Mengapa Jawa Tengah ? Pertanyaan ini juga berada di benak saya. Sebagai orang yang besar di luar Jawa Tengah dan sekitar Jawa Timur, maka kita tidak bisa melihat dengan mudah apa korelasi Jawa Tengah ini terhadap sejarah dan perkembangan negara Indonesia di masa lampau. Namun, Napak Tilas ini menghadirkan sudut pandang baru dalam diri saya dalam melihat kebesaran serta kompleksnya Nusantara ini. Di Jawa Tengah inilah simpul terbesar sejarah Nusantara ini, yang menjadikan Indonesia sebagai kerajaan nusantara terbesar di bumi selatan pada masanya. Lalu apa kaitannya sejarah dengan olah batin napak tilas ? Pada jaman dahulu, leluhur kita sudah terlebih dahulu mengenali ilmu keilahian yang tidak terkungkung oleh dogma-dogma agama seperti sekarang ini, misalnya banyak penganut agama Samawi (Kristiani, dan Islam) dan juga agama-agama lainnya yang memahami agamanya hanya bersifat hafalan atau ritual-ritual yang tidak merupakan esensi yang diajarkan oleh figur Ilahinya. Para leluhur yang menjadi orang-orang penting di jamannya tidak hanya memegang tampuk kekuasaaan duniawi, namun juga mencontohkan ajaran ilahi yang bisa dipelajari dan diteladani oleh para generasi penerusnya. Dalam napak tilas ini, yang bisa melakukan kontak batin dengan para leluhur adalah bapak pembina KBK, dan dimasing-masing tempat ada pesan tersendiri dari leluhur bagi para pendatang yang berkunjung. Saya sendiri memaknai Napak Tilas ini sebagai suatu masa dimana situasi dan kondisi yang tercipta menjadi kondusif bagi diri sendiri untuk melakukan kontemplasi, perenungan, pembelajaran mengenal diri sendiri dan kalibrasi terhadap jalan keilahian.

Untuk itu, saya menyempatkan diri untuk hadir di kota Solo, 1 hari sebelum rombongan tiba, untuk berkeliling kota Solo dan merasakan vibrasi kotanya. Berjalan menyusuri dan keliling kota, saya merasakan kota Solo begitu kuat menghadirkan “energi kebersahajaan”, dan energi itu dapat terlihat begitu khas pada presiden RI saat ini Joko Widodo / Jokowi, dan setelah menyelesaikan Napak Tilas ini saya dapat memahami kenapa slogan kota ini adalah “the Spirit of Java”. Solo adalah pusat kebudayaan Jawa yang sebenarnya, peradaban Jawa dimulai dari kota ini, dengan berdirinya kerajaan mataram kuno di abad ke-8, kemudian dilanjutkan mencapai puncaknya di jaman Majapahit di abad ke-13, dan seterusnya menjadi negara nusantara yang kita kenal sekarang ini.

Setelah bermalam 1 hari di sekitaran airport Solo, saya bergabung dengan rombongan dari Timur dan bersama-sama kami bertemu dengan rombongan dari Barat di rumah makan menuju lokasi pertama kami, Umbul Pengging.

tempat saya bermalam di dekat Airport Solo
  1. Umbul Pengging (Mata Air Pengging)
Umbul Pengging

Sejarah Singkat mengenai Umbul Pengging –> Pengging adalah nama kuno untuk suatu wilayah yang sekarang terletak di antara Solo dan Yogya (kira-kira mencakup wilayah Boyolali dan Klaten serta mungkin Salatiga). Pusatnya sekarang diperkirakan terletak di Banyudono, Boyolali. Nama Pengging disebut-sebut dalam legenda Rara Jonggrang tentang pembangunan kompleks Candi Prambanan. Selanjutnya, dalam sejumlah babad yang menerangkan penyebaran agama Islam di selatan Jawa wilayah ini kembali disebut-sebut, dengan tokohnya Ki Ageng Pengging. Tokoh ini dikenal sebagai pemberontak di wilayah Kesultanan Demak. Kalangan sejarah di Jawa banyak yang menganggap bahwa Pengging adalah cikal-bakal Kerajaan Pajang, kerajaan yang mengambil alih kekuasaan di Jawa setelah Kesultanan Demak runtuh. Semenjak berkembangnya Kesultanan Mataram dan masa-masa selanjutnya, wilayah Pengging kehilangan kepentingannya dan pusat pemerintahannya berangsur-angsur menjadi tempat untuk pelaksanaan ritual bagi keluarga penerus Mataram. Pengelolaan situs sejarah ini pada masa kolonial dilakukan oleh pihak Kasunanan Surakarta dan sekarang tanggung jawab berada di tangan Pemerintah Kabupaten Boyolali.

Setiba di lokasi umbul pengging, kami berbincang-bincang dengan juru kunci setempat dan menyampaikan maksud kunjungan kami. Oleh juru kunci kami diantarkan ke sebuah kolam yang berisi air dari mata air jernih. Disanalah biasanya tradisi berendam atau kungkum sering dilakukan, biasanya menjelang tengah malam dan tanpa busana. Pembina mengatakan bahwa hal ini anggaplah untuk membersihkan diri sendiri sebelum berkunjung ke tempat-tempat lainnya. Mengikuti petunjuk yang diberikan, dengan bergantian kami melepas busana dan berendam dalam kolam jernih tersebut. Ketika tiba giliran saya, saya mencoba masuk ke dalam kolam mata air tersebut dengan perlahan-lahan. Ketika saya memasukkan tubuh saya hingga sebatas leher, ada perasaan bergetar dan berat di sekujur tubuh hingga ke kepala, bisa jadi karena air dan udara sekitar yang dingin, atau ada faktor lainnya yang tidak saya ketahui. Selepas kungkum, kami berangkat menuju tempat berikutnya.

2. Makam Ki Ageng Pengging Handayaningrat (Ki Ageng Pengging Sepuh)

Makam Pangeran Handayaningrat

Pangeran Handayaningrat adalah salah satu tokoh besar di tanah Jawa, beliau adalah putera menantu dari raja terakhir raja majapahit yaitu Brawijaya V (1478M) dan juga kakek dari Jaka Tingkir yang dikenal dengan nama Hadiwajaya, pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Pajang (1549M). Beliau lah yang menyebarkan ajaran Sastra Jendra Hayuningrat atau Sastra Cetho di tanah Jawa. Sastra Jendra Hayuningrat adalah ajaran suci berasal dari Sang Pencipta yang merupakan rahasia alam semesta, yang tidak bisa diketahui oleh sembarang makhluk dan yang dapat menyelamatkan dunia semesta yang terdapat dalam kisah pewayangan. Berasal dari kata : Sastra = kitab, Jendra = Milik Yang Kuasa, Hayuningrat = keselamatan dunia semesta.

Dari sudut pandang kebatinan Jawa, maka makna dari ilmu Sastra Jendra Hayuningrat ini di tuangkan dalam berbagai falsafah. Di antaranya:

  • 1. Ngelmu wadining bumi kang sinengker Hyang Jagad Pratingkah (ilmu rahasia dunia atau alam semesta yang dirahasiakan atau berasal dari Tuhan Yang Maha Esa).
  • 2. Pangruwating barang sakalir (dapat membebaskan dan menyelamatkan segala sesuatu).
  • 3. Kawruh tan wonten malih (tiada ilmu pengetahuan lain lagi yang dapat dicapai oleh manusia).
  • 4. Pungkas-pungkasaning kawruh (ujung dari segala ilmu pengetahuan atau setinggi-tingginya ilmu yang dapat dicapai oleh manusia atau seorang sufi).
  • 5. Sastradi (ilmu yang luhur).

Di makam ini, pembina berkomunikasi dengan pangeran Handayaningrat dan menyampaikan pesan-pesan penting yang harus disampaikan untuk masing-masing peserta rombongan, dari pesan yang bersifat ilahi, hingga ke pesan yang masih terlihat seperti duniawi namun penting. Dalam hati saya ingin berkomunikasi dengan “guru sejati” dalam diri, namun ketika itu pesan yang saya terima ternyata adalah perihal jodoh dan orang tua saya. Ketika mendengar pesan tersebut saya cukup terkejut dan bertanya, kenapa topik ini lagi dan lagi, seakan-akan memang ini penting sekali untuk dilakukan dengan baik.

Disinilah saya dapat pemahaman intuitif dan sedikit tersadar bahwa tubuh fisik ini dan jiwa di kehidupan ini saling terkait satu sama lain, dan hubungan itu terutama sangat kuat di keluarga inti. Saya sudah lama mendengar cerita saling keterkaitan ini dari keluarga pemangku adat di Bali, namun saya tidak terlalu paham mengapa hak dan kewajiban salah satu individu dapat mempengaruhi nasib individu lain yang merupakan keluarganya sendiri. Sekarang saya menyadari bahwa saya mendapatkan tubuh fisik ini dari sel fisik kedua orang tua, dan juga secara langsung energi saya berkaitan langsung dengan orang tua saya, begitu juga karma orang tua berkaitan langsung dengan karma kehidupan saya. Sebelumnya saya telah melihat bagaimana saya memainkan peran saya sebagai cermin karma terhadap orang tua saya, dan kini saya bisa melihat bagaimana karma mereka bertautan dengan saya dan apa peran yang saya bisa lakukan untuk menyelesaikan karma ini, yang kebetulan adalah perihal pasangan hidup. Dulu saya memiliki pemahaman bahwa masing-masing individu memiliki jalan hidupnya masing-masing yang bebas dan individualis, dan ternyata sekarang saya perlu proses untuk sadar bahwa ada sebab kenapa saya terlahir di keluarga tertentu ini, dan ada peran unik yang memang menjadi tugas bagi masing-masing jiwa yang berada dalam keluarga masing-masing. Dan dalam setiap perjalanan hidup, ada tahap-tahap tertentu yang harus dilalui sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. Dalam hal ini, tampaknya saya harus menyelesaikan masalah ini dahulu, sebelum betul-betul bisa melanjutkan perjalanan kebatinan..

3. Makam Kyai Ageng Kebo Kenongo

Silsilah kerajaan kuno nusantara

Kyai Ageng Kebo Kenongo atau dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging adalah putra dari Pangeran Handayaningrat, dan juga murid spiritual dari Syekh Siti Jenar yang kontroversial di tanah Jawa kuno. Dalam silsilah Kerajaan Majapahit, Kebo Kenongo adalah cucu dari Brawijaya V, Raja terakhir Majapahit. Makam Ki Ageng Kebo Kenongo Pengging berada di sebuah kompleks pemakaman yang cukup luas, dengan sebuah masjid tak begitu besar berdiri di sebelah kanan gerbang masuk ke dalam kompleks pemakaman. Pada bagian atas gerbang masuk yang berbentuk gapura itu tertulis “Makam Ki Ageng Kebo Kenongo” dalam huruf Latin. Setidaknya ada dua kisah menarik tentang Kebo Kenongo, yang pertama adalah dialog sufistiknya dengan Syekh Siti Jenar, yang kedua adalah dialognya dengan Sunan Kudus yang menjadi utusan Sultan Demak. Bagaimana dialog itu bisa tercatat, dan apakah dialog itu memang benar adanya tidaklah mengurangi bobot isi dialognya.

Salah satu bagian cuplikan dari dialog beliau dengan Syekh Siti Jenar adalah sebagai berikut :

""Syekh, saya telah mencoba untuk menuju ‘manunggaling kawula gusti’.”
Kebo Kenongo menghampar serban di depannya. Lalu berdiri.
“Andika sekarang akan shalat?” Syekh Siti Jenar duduk bersila di sampingnya.
“Bukankah Andika telah mencoba menuju maunggaling kawula gusti?”
“Benar, namun saya belum sampai. Sekarang saya akan shalat.” Terang Kebo Kenongo.
“Tujuan Andika shalat?” Syekh Siti Jenar tersenyum.
“Bukankah shalat jalan kita untuk menuju manunggaling kawula gusti, Syekh?” Kebo Kenongo mengerutkan dahinya.
“Bukan.” ujarnya pendek. Syekh Siti Jenar memutar tasbih seraya mulutnya komat-kamit berdzikir.
“Apakah harus berdzikir menuju maunggaling kawula gusti, Syekh?” tanyanya kemudian.
“Tidak juga.” jawab Syekh Siti Jenar pendek.
“Lantas, untuk apa shalat dan berdzikir?” kerutnya.
“Bukankah Syekh pernah mengatakan kalau semua itu upaya untuk mendekatkan diri dengan Allah?”
“Jika itu jawaban Ki Ageng Pengging benar adanya.” Syekh Siti Jenar sejenak memejamkan mata, kemudian membukanya lagi dan menatap Kebo Kenongo yang masih berdiri hendak shalat.
“Bukankah mendekatkan diri kepada Allah sama saja dengan menuju manunggaling kawula gusti?” tanya Kebo Kenongo selanjutnya.
“Tidak juga, Ki Ageng.” ujar Syekh Siti Jenar.
“Lantas?”
“Manunggaling kawula gusti sangat berbeda dengan mendekatkan diri kepada Allah.” terang Syekh Siti Jenar.
“Perbedaannya?” keningnya semakin berkerut .
“Karena yang namanya dekat berbeda dengan manunggal. Manunggal bukanlah dekat. Dekat bukanlah manunggal.” Syekh Siti Jenar berhenti sejenak. “Namun sekarang sebaiknya Ki Ageng Pengging shalatlah dulu, berceritalah setelah selesai mendirikan nya.” tambahnya.
“Baiklah, Syekh.”

Setibanya di depan makam Kyai Ageng Kebo Kenongo, pembina menyampaikan pesan yang diterima dalam bahasa Jawa yang tidak saya pahami, terkesan seperti Jawa Kuno / Mataram, dan namun saya vibrasi yang saya rasakan adalah hikmat dan penuh dengan wejangan hidup. Selepas pesan tersebut, kami pun pamit dan bergegas ke tempat selanjutnya.

4. Makam raja-raja Mataram (Panembahan Senopati)

Makam raja-raja Mataram

Dari sekitaran boyolali, rombongan berangkat menuju Kotagede Jogjayakarta. Kompleks makam pendiri kerajaan Mataram ini memiliki keunikan tersediri, yaitu berada sekitar 100 meter dari pasar Kotagede yang merupakan pusat keramaian, dikelilingi tembok besar dan kokoh. Pintu Gapura memasuki kompleks makam ini masih memiliki ciri arsitektur budaya Hindu bernama Gapura paduraksa dengan kusen berukir di sebelah selatan Masjid Besar Mataram yang menuju ke dalam kompleks Makam Raja-Raja Mataram. Saat rombongan tiba, waktu itu sudah sekitar pukul 03.30 pagi, dan di dekat pintu masuk tersebut baru selesai acara pesta wayang yang lengkap dengan gamelan dan sinden-sinden menyanyi dalam bahasa Jawa. Suasana ini sangat unik bagi saya, dan sekali lagi menegaskan selamat datang di tanah Jawa, dan inilah Bhinekka Tunggal Ika, kita bisa jalan beberapa ratus km dan sudah menemui keberagaman budaya yang berbeda. Memasuki kompleks ini, saya terkagum-kagum terhadap peninggalan para leluhur nusantara, bahwa nuansa kemegahan dan kerapihan dan kearifan leluhur itu terlihat jelas pada bangunan ini, dan mengapa bangunan ini tidak pernah diceritakan dengan penting pada buku sejarah yang dipelajari oleh anak-anak Indonesia, termasuk saya pun baru tahu ada bangunan dan sejarah seperti ini !

Karena ada aturan yang ketat, makam baru bisa dimasuki pada besok pagi atau siang, sehingga rombongan hanya berjalan-jalan disekitar kompleks dan meninggalkan lokasi untuk beristirahat di Jogja, di “Rumah Bahagia” jogja kediaman pak SA yang juga pelaku penyembuh prana. Sesampainya di Rumah Bahagia, saya melihat ada poster-poster menarik, termasuk tentang aliran energi meredian pada tubuh manusia, poster tentang sang maha guru yang mencapai usia 110 tahun, serta yang paling bikin saya tertegun adalah poster kuno berbahasa Cina mengenai tubuh manusia saat sedang bermeditasi dilihat dari samping ! Saat itu saya yakin ini bukan poster biasa, dan saya meminta kepada pak SA untuk mengajari saya tentang ajaran dalam poster ini. Beliau mengiyakan dan kami akan latihan besok malam selepas kunjungan ke kompleks makam raja-raja Mataram. Cerita mengenai latihan ini saya jabarkan di akhir tulisan.

Selepas beristirahat di Rumah Bahagia, rombongan pun berangkat kembali ke Makam raja-raja Mataram. Di lokasi ini seluruh pengunjung yang hendak memasuki makam diharuskan untuk memakai pakaian adat Jawa. Di dalam makam tersebut, tujuan rombongan adalah kepada makam panembahan senopati. Panembahan Senopati menjadi raja pertama di Kesultanan Mataram atau Kerajaan Mataram Islam pada 1587-1601, setelah kerajaan Pajang runtuh. Menurut naskah-naskah babad, ayah Senopati adalah keturunan Brawijaya (raja terakhir Majapahit) dan Ibunya adalah keturunan Sunan Giri (anggota Walisongo). Panembahan Senopati dikisahkan dalam babad Tanah Jawa memiliki kebiasaan yang hebat dalam olah rasa, meditasi dan bertapa. Dan dikisahkan bahwa telah terjadi perkawinan Panembahan Senopati dengan “Kanjeng Ratu Kidul”, dan diyakini oleh masyarakat setempat bahwa hubungi ini terus dipertahankan oleh para Raja Mataram mulai Sri Sultan Hamengko Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dari sinilah kita bisa melihat cikal bakal sejarah kekeratonan yang ada di Jawa Tengah.

Kompleks makam mataram

Di sekitar makam panembahan Senopati, selepas mendoakan beliau kepada Sang Ilahi, pembina kembali menyampaikan pesan yang diterima dari panembahan Senopati untuk masing-masing individu rombongan. Rekan-rekan menerima pesan ilahi dan pesan “manusia” yang disampaikan untuk masing-masing individu, ada yang tentang rencana ilahi, ada yang tentang keluarga, pekerjaan, dsb. Kali ini saya berpasrah hati, tidak berpikir sesuatu yang spesifik namun berserah diri untuk hal yang terbaik saja. Pesan yang disampaikan kepada saya ternyata adalah pesan yang berulang sejak tahun 2008 silam dan selalu unik hanya untuk saya pribadi, sekalipun diantara banyak orang. Pesan tersebut pertama kali saya dengar 9 tahun silam di kota Oita Jepang dan disampaikan oleh suara batin ditengah kesendirian, terulang lagi suatu saat saya pernah menghadiri pembaptisan di gereja dan disampaikan secara pribadi oleh sang pendeta, dan kali ini disampaikan di kompleks makam raja-raja Mataram oleh pembina. Inti dari pesan tersebut adalah : Semua yang ada itu hanya dititipkan saja dan bukan milik kita. Di tahun 2008 silam pesan tersebut adalah : “Semua yang ada di dunia ini hanya dititipkan kepadamu saja.. itu bukanlah milikmu.. itu hanyalah titipan padamu.. apapun itu, keluarga, teman dekat, kekasih, kenalan, harta, dan lain, semua itu hanya dititipkan kepadamu untuk sementara saja..”

Di tempat ini pesan kepada saya ada 4 hal yang dapat saya ingat, dari yang pertama:
1) bahwa segala kekayaan yang saya peroleh adalah bukan kepunyaan saya pribadi namun milik Sang Ilahi;
2) bahwa selama saya melakukan perhitungan yang berdasarkan perhitungan duniawi, maka perhitungan tersebut tidak akan akurat dan benar. Perhitungan duniawi berbeda dengan perhitungan ilahi;
3) bahwa saya tidak akan kekurangan dari sisi rezeki dan pergunakanlah rezeki ini untuk memahami kebenaran ilahi;
4) bahwa saya diminta untuk membuka hati dan seiring waktu saya akan diberikan pemahaman untuk benar-benar memahami kebenaran ilahi dari pesan yang pertama, kedua, dan ketiga tersebut..

Selesai berkunjung ke makam ini, kami sempat berkeliling sejenak di sekitar kompleks makam. Betapa saya kagum akan budaya leluhur nusantara ini dan kadang berandai-andai bagaimana jadinya nusantara ini apabila kerajaan ini terus berkembang tanpa dikuasai oleh belanda, dst. Di sekitar kompleks makam saat itu juga sedang ada murid-murid wanita yang sedang berpakaian adat dan ingin mengunjungi makam, hal ini menjadi pemandangan yang sangat menarik.

5. Puro Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran

Dari kotagede, rombongan kembali mengunjungi kota Solo dengan tujuan Puro Mangkunegaran. Dalam puro mangkunegaraan ini terdapat museum yang untuk memasukinya harus bersama pemandu abdi dalam, dan tidak boleh mengambil foto atau memotret. Puro Mangkunegaraan adalah istana resmi Kadipaten Praja Mangkunegaran dan tempat kediaman para penguasanya (Sampéyan Ingkang Jumeneng). Pura Mangkunegaran dibangun oleh Mangkunegara I (Raden Mas Said) atau Pangeran Samber Nyawa pada tahun 1757 dengan mengikuti model keraton setelah ditandatangani bersejarah Perjanjian Salatiga yang kembali memecah wilayah Mataram Islam di Surakarta (setelah sebelumnya juga ada Perjanjian Giyanti yang membagi wilayah Mataram Islam menjadi Yogyakarta dan Surakarta). Perjanjian Salatiga adalah penyelesaian dari serentetan pecahnya konflik perebutan kekuasaan yang mengakhiri Kesultanan Mataram.

Warna kuning dan hijau yang mendominasi pendopo adalah warna pari anom yang merupakan warna khas keluarga Mangkunegaran. Hiasan langit-langit pendopo yang berwarna terang melambangkan astrologi Hindu-Jawa dan di langit-langit ini tergantung deretan lampu gantung antik. Di bagian langit-langit pendopo Pura Mangkunegaran terbentang lukisan Batik Kumudowati. Artinya, kesaktian pada diri yang melekat pada seorang. Lukisan itu dilukis tahun 1937 oleh pelukis Istana, Raden Ngabehi Terdapat delapan kotak dimana bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dan arti yang berbeda. Kuning bermaksud mencegah rasa kantuk, biru selalu untung dari bencana, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah stres dan frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi tidak pada tempatnya, orange mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran kotor atau jahat.

batik kumudowati

Di dalam museum puro mangkunegaraan, selain berisi tempat untuk bersemedi, juga berisi koleksi barang-barang sejarah terkait dengan kerajaan hindu, dan kekeratonan di Indonesia. Ada beberapa meja dan almari kaca di sana yang berisikan pedang dari berbagai dinasti, akik, lencana, bambu runcing, senjata api, dan berbagai koleksi yang lain. Kemudian di sekitar dinding museum terdapat potret raja-raja yang pernah berkuasa, beserta permaisuri. Koleksi yang paling terlihat menonjol adalah krobongan. Semacam tempat tidur, tetapi fungsinya sebagai tempat untuk menghormati leluhur Jawa, tempat meletakkan sesaji persembahan untuk Dewi Sri / Dewi Padi.

Kunjungan kali ini lebih ke arah kunjungan sejarah, dan disini saya bisa melihat begitu besarnya penghormatan keluarga kerajaan terhadap Dewi Sri dan segala hal lain yang bersifat tidak kasat mata. Dalam kunjungan pertama ke Solo sebelum Napak Tilas dimulai, saya sempat berbincang-bincang dengan tukang becak yang sudah sepuh dan menyampaikan kepada saya, “bagi orang luar atau turis luar, cerita keanehan di tanah Jawa mungkin hanya dianggap cerita. Tapi bagi kami hal itu benar terjadi, bukan cerita.”

6. Astana Mangadeg (makam raja-raja Mangkunegaran)

pintu masuk astana mangadeg

Astana Mangadeg adalah tempat makam bagi raja-raja Mangkunageran dan kerabat dekat (dalem) praja mangkunegaraan, mulai dari Mangkunegara I hingga III. Selain itu di dalam kompleks ini juga dimakamkan sejumlah kerabat dekat dan para pembantu perjuangan dalam peperangan melawan Kesultanan Mataram dan VOC hingga berakhir dengan disepakatinya Perjanjian Salatiga (1758). Makam Astana Mangadeg berada di puncak Bukit Mangadeg, berhimpitan dengan Makam Astana Giri Bangun, tempat mendiang Ibu Tien Soeharto dan Mantan Presiden RI Pak Soeharto dimakamkan. Komplek pemakaman ini berada di puncak bukit kecil (bernama Bukit Mangadeg) di kaki Gunung Lawu, perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tempat ini sendiri sebelumnya adalah tempat Mangkunagara I bersemedi pada masa perjuangannya (sebelum menjadi raja ia bernama R.M. Said).

Dari kilas sejarah, sewaktu muda R.M. Said mendapat petunjuk dari dua orang petapa untuk berdiam diri di Gunung Mangadeg untuk bersamadi dan memohon petunjuk dari Sang Pencipta dalam pengabdiannya pada Bumi Pertiwi. Selama hidupnya, R.M. Said telah berperang sepanjang 16 tahun melawan kekuasaan Mataram dan Belanda. Selama tahun 1741-1742, ia memimpin laskar Tionghoa melawan Belanda. Kemudian bergabung dengan Pangeran Mangkubumi selama sembilan tahun melawan Mataram dan Belanda, 1743-1752. Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, gubernur VOC, karena di dalam peperangan R.M. Said selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya. Selama kurun waktu 16 tahun, pasukan R.M. Said melakukan pertempuran sebanyak 250 kali. Dibukit Mangadeg inilah selain bersamadi, beliau juga merumuskan semacam doktrin perjuangan yang disebut Tri Darma :

1. Rumangsa melu handarbeni (merasa ikut memiliki)

2. Wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)

3. Mulat sarira hangrasa wani (berani bermawas diri)

Tugu Tri Dharma astana mangadeg

Menapaki tangga-tangga berliku di Astana Mangadeg ini seolah-olah kembali ke beberapa ratus tahun silam, saya sendiri tidak pernah tahu dan tidak meyangka bahwa kita ada warisan sejarah seperti ini. Setapak demi setapak, berjalan melewati gapura-gapura bernuansa kerajaan kuno hindu, sungguh terasa kebesaran dan semangat para leluhur Nusantara di bukit yang asri ini.

Setelah berbincang-bincang dengan juru kunci setempat, rombongan tiba di depan makam Pangeran SamberNyowo. Rombongan dengan khidmat duduk bersama, seraya mendoakan kedamaian dan ketenangan beliau kepada Sang Pencipta, dan memohon untuk dapat mempelajari keteladaan dan semangat perjuangan Pangeran SamberNyowo untuk kehidupan kami masing-masing. Setelah sejenak hening, pembina kembali menyampaikan pesan dan petuah yang diterima dari Sang Pangeran untuk seluruh peserta rombongan dalam bahasa Jawa kuno yang tidak saya pahami, namun terasa energinya.

gapura astana mangadeg

7. Astana Giri Bangun

Tepat dibawah Astana Mangadeg, terdapat Astana Giri Bangun dimana menjadi tempat dimakamkannya tubuh fisik keluarga besar Presiden RI Soeharto. Pemilihan posisi berada di bawah bukit Mangadeg itu bukan tanpa alasan, yakni untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegara III.

Astana Giri Bangun ini kerap menjadi destinasi wisata dan ziarah, baik oleh para pengunjung domestik maupun mancanegara. Salah satunya mantan menantu Soeharto, Prabowo Subiantodan salah satu kunjungannya adalah ketika masih bertarung dalam Pemilu Presiden 2014 sebagai calon presiden nomor urut 1. Sejarah yang sangat menarik bukan ?

Berbeda dengan Astana Mangadeg, Astana Giri Bangun ini dibangun dengan sangat megah, lantainya dilapisi dengan marmer dan seisi bangunan makam dihiasi dengan ukiran kayu yang megah dan besar. Namun energi yang terasa lebih kuat di Astana Mangadeg dibandingkan Astana Giri Bangun.

Rombongan pun kembali dengan khidmat mendoakan Sang mantan presiden dan ibu negara kepada Sang Pencipta.

astana bangun giri

Penutupan Napak Tilas

Setelah ke-7 lokasi dikunjungi, rombongan pun kembali ke kota Solo untuk bermalam, dan melakukan kilas balik Napak Tilas. Kami mendapatkan tempat yang pak K yang merupakan pemilik dari tempat makan Pondok Jowi. Beralaskan tikar, kami semua membahas kajian teknis dan spiritual dari Napak Tilas ini. Besok paginya tanggal 24 Sept 2017, rombongan akan terpisah menjadi dua rombongan lagi, satu ke Barat (Jakarta), dan satu ke timur. Rombongan yang ke timur memutuskan untuk menambah setengah hari berjalan keliling kota Solo sekali lagi dan saya memutuskan untuk ikut dengan rombongan ini.

resto Pondok Jowi solo

8. Pura Mandira Seta dan Kraton Kasunanan Solo (Ekstra)

pura mandira seta, arah timur

Berangkat pada pagi hari dengan tujuan ke Keraton Solo, rombongan kami tampaknya tiba terlalu pagi didepan keraton, dan harus menunggu selama 1 jam sebelum keraton dibuka untuk umum. Namun, tepat di depan keraton, pak SA melihat ada sebuah pura yang gerbangnya juga tertutup, dan ternyata kami berjodoh untuk diperkenankan masuk dan berbincang-bincang dengan pemangku (mangku) pura tersebut.

Bangunan ini adalah tempat ibadah Hindu (Pura) yang bernama Pura Mandira Seta. Dan menurut sejarah, ada sebuah nama fenomenal dibalik keberadaan Pura Mandira Seta ini yaitu almarhum R.W. Harjanta Prajapangarsa. Dikisahkan tokoh agama Hindu Jawa Tengah di era tahun 1960 an ini memeluk agama Hindu setelah melalui tapabrata, yoga dan samadinya di sebuah delta sungai Bengawan Solo yang dijalaninya selama 20 tahun.

Tidak banyak ulasan yang beredar tentang pura ini, namun ada sesuatu yang sangat membuat unik dan berbeda. Saat duduk di tengah pura menghadap timur, pemangku menjelaskan bahwa tepat didepan arah Timur adalah tempat penghormatan untuk ‘elemen ayah’ yang dilambangkan dengan Gunung Lawu (Bumi) dan sosok “Hyang Ismaya”, dan tepat di sebelah kanan yang adalah arah selatan ada tempat penghormatan untuk ‘elemen ibu’ yang dilambangkan dengan Samudra Hindia (Air) dan sosok “Kanjeng Ratu”.

Tunggu dulu.. Pura Hindu.. dan Kanjeng Ratu.. ?! Bagaimana kedua elemen tersebut bisa menyatu didalam bangunan ini ? Saya juga baru tahu tentang nilai luhur ‘elemen ayah’ dan ‘elemen ibu’ dalam nilai kearifan leluhur kita. Sungguh luar biasa kearifan dan filosofi para leluhur yang dimiliki dan itu tertuang dalam bangunan suci ini. Belum selesai kekaguman saya, pemangku mengajak kami untuk melihat ke tempat penghormatan yang berada di Timur, yang ditandai dengan adanya gapura kecil. Memasuki gapura ini, kembali saya terbengong-bengong dan takjub, bahwa dihadapan saya saat ini ada arca-arca dewa-dewi hindu dan patung berwarna-warni dalam kaca yang saya kenali sebagai dewa-dewi (roh suci) yang diyakini dalam keyakinan KongHuCu !! dan semuanya tersusun dengan indah dalam bentuk melingkar 360 derajat.. Sungguh saya tidak habis pikir kali ini, Kanjeng Ratu… KongHuCu… semua dalam 1 bangunan hindu ! How in the world.. ?! ….

Sambil dengan masih dipenuhi kekaguman.. kami memasuki ke bagian terdalam di arah Timur. Kami menjumpai 3 arca suci yang melambangkan “Batara Shiva”, “Bathara Ismoyo”, dan “Batara Wishnu”, dan terdapat tulisan di dinding bertuliskan “Mantra Buddha”.. buddha.. buddhism.. juga ada disini.. ?! Sungguh luar biasa.. hati saya kembali dipenuhi dengan kekaguman dan rasa penghormatan yang besar sekali..

Pemangku memandu kami apabila ingin sembayang, dan kami pun menghaturkan penghormatan kami. Sesaat setelah hening dan masih dalam suasana doa yang khidmat, pemangku mengucapkan banyak nama-nama secara berturut-turut yang saya kenali sebagai para roh suci dan “ spiritually enlightened beings ”, membawa pikiran dan hati saya melayang dalam perjalanan pribadi bertahun-tahun silam..

arca suci pura mandira seta

Selepas dari arah Timur, panduan pemangku dilanjutkan dengan ke ruangan singasana di arah Selatan, tempat penghormatan khusus untuk Kanjeng Ratu. Yang saya rasakan sejak memasuki ruangan suci ini, menghaturkan penghormatan, dan keluar dari ruangan ini adalah jantung yang berdegup-degup, sangat terasa energi yang luar biasa berbeda dan tinggi, baru kali ini saya rasakan. Berbeda dengan saya, rekan seperjalanan saya yaitu ibu AG merasakan pening yang tiba-tiba dan ‘perasaan berat’, namun kami sepakat bahwa energi di ruangan kecil tersebut memang sangat berbeda.

pura mandira seta, ruang selatan

Di pura ini pun kami bertemu dengan seorang bapak Jawa dan anaknya. Bapak ini menceritakan bahwa anaknya tiba-tiba pagi hari ini mendadak ingin ke Pura Mandira Seta, dan walaupun telah ditolak secara halus namun sang anak terus ingin pergi ke pura ini. Seolah pertemuan ini telah diatur, bertemulah kami dengan bapak Jawa ini, dan beliau menceritakan bahwa anaknya yang belum juga genap 10 tahun telah sangat tertarik pada dunia spiritual sejak SD, ditandai setiap harinya membaca buku-buku suci dan banyak sekali pertanyaan seputar spiritualitas. Sungguh luar biasa, saya telah mendengar kisah ini terjadi di India, namun tidak pernah mendengar atau melihatnya sendiri di tanah Nusantara. Di pura kecil dan sepi ini, banyak terjadi permenungan yang terjadi dalam diri saya.

beserta pemangku pura

Di kunjungan terakhir, kami berkunjung ke kekeratonan Solo yang tepat berada di depan Pura Mandira Seta. Keraton ini bernama lengkap Keraton Surakarta Hadiningrat, dan adalah istana resmi Kasunanan Surakarta yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743. Kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal Sri Sunan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kerajaan hingga saat ini. Di dalamnya ada berbagai benda keraton dan foto sejarah keluarga keraton. Serupa dengan Pura Mangkunegaraan, kunjungan kali ini lebih ke arah kunjungan sejarah, dan disini saya bisa melihat sejarah nusantara ini sebelum negara republik Indonesia berdiri.

Keraton ini adalah kunjungan terakhir dalam rangkaian Napak Tilas 2017. Rombongan pun satu per satu berpisah, dan dalam perjalanan kami ke airport ditandai dengan turunnya hujan di kota Solo yang sudah berminggu-minggu terik dan tidak pernah turun hujan sama sekali.. good atmosphere as a closing.. !

raining in Solo

* Latihan Meditasi di Rumah Bahagia (Aliran Energi dan Akashic Records)

rumah bahagia

Sesi latihan ini merupakan sesi pribadi, diluar dari rangkaian acara Napak Tilas. Saat malam terakhir di Rumah Bahagia, Jogja. Saya berkali-kali meminta pak SA untuk mengajari saya tentang lukisan meditasi cina yang sangat menarik. Pak SA merupakan keturunan dari Hamengku Buwono III, dan setelah lama bekerja dikantor, panggilan hatinya menuntun dia kembali pada keilmuan ilahi, sesuai dengan yang digariskan, dan saat belajar dengan mahagurunya tentang ilmu Qigong, pak SA juga belajar tentang lukisan meditasi cina ini. Nama lukisan ini adalah “Gambar Rahasia Nei Jing Tu” atau disebut juga “Yau Shou Xian Tu” (Lukisan Dewa Memperpanjang Umur). Gambarnya adalah sebagai berikut

Yau Shou Xian Tu
Digital Version of Nei jing Tu

Selain saya, ada 2 rekan lagi yang tertarik ikut berlatih, sehingga dengan saya dan pak SA menjadi 4 orang yang berlatih meditasi tengah malam. Di dalam ruangan, pak SA menjelaskan bahwa lukisan tersebut adalah metafora dari rahasia energi dalam tubuh manusia yang ditemukan oleh bangsa Cina ratusan atau ribuan tahun lampau di sebuah goa di Cina. Dilihat dari samping tubuh manusia, posisi-posisi titik lukisan tersebut banyak yang bertepatan dengan posisi Cakra dalam tubuh manusia. Beliau melanjutkan bahwa kali ini hanya akan menjelaskan tentang basic atau dasar penjelasannya saja. Posisi dimulai dengan sikap duduk, dan perhatian terfokus pada nafas keluar, dikarenakan hidup manusia esensinya ada pada nafas keluar, yaitu saat terakhir kali menghembuskan nafas sebelum meninggal, dan hembusan nafas sadar pertama kali saat lahir ke dunia.

Pada lukisan tersebut di dekat titik leher, terdapat gambar manusia sedang mengangkat kedua tangannya, ini adalah ilustrasi dari posisi duduk bermeditasi dimana lidah disambungkan ke langit-langit dalam mulut, seolah menjadi penopang langit-langit mulut. Posisi lidah ini bertujuan merangsang air liur dalam mulut, yang kemudian dalam jumlah yang semakin banyak dialirkan ke dalam tubuh manusia, dan turun kebawah ke bagian perut. Menurut penjelasan beliau, dalam air liur manusia mengandung enzim yang berfungsi untuk menghasilkan energi dalam tubuh manusia. Produksi air liur ini kemudian kita telan, dan kita visualisasikan turun ke dalam tubuh di sekitar titik Cakra Pusat / Solar Plexus, disinilah energi tersebut diolah dalam tubuh dan dalam lukisan tersebut dimetaforakan sebagai “kerbau dan pembajak sawah”. Saat memvisualisasikan aliran energi dari tenggorokan ke solar plexus, kita memvisualisasikan aliran tersebut sebagai air terjun yang jatuh dari atas tenggorokan, dan bermuara ke kolam yang jernih di perut sekitar Solar Plexus, dan aliran ini semakin jernih, dan semakin deras.

Perhatian pada nafas keluar yang disertai dengan visualisasi air terjun dalam tubuh ini saya coba lakukan saat bermeditasi, dan perlahan timbul aliran energi yang mengaduk-aduk dalam perut, seakan-akan seperti air yang berputar dan mengembang. Hal ini dijelaskan oleh pak SA sebagai tanda bahwa energi telah terbentuk dalam tubuh, dan siap dialirkan ke jalur energi tubuh. Ketika energi yang dirasakan sudah cukup besar, beliau melanjutkan instruksi dengan menvisualisasikan aliran energi ini dikirim turun ke dasar tubuh, yaitu bagian sekitar tulang ekor dan anus, dilambangkan dengan titik Cakra Dasar, dan dibantu dengan kontraksi pada otot anus, aliran energi ini didorong ke atas sekujur tulang belakang yang penuh dengan syaraf-syaraf, terus naik ke atas hingga ke leher, dan naik ke titik tertinggi tubuh manusia, ubun-ubun, dilambangkan dengan titik Cakra Mahkota. Saat memvisualisasikan aliran energi ini, dari perut, turun ke bawah, naik ke puncak, saya rasakan aliran tersebut dalam tubuh merambat naik seiring tulang punggung, dan bermuara di titik ubun-ubun sebagai luapan energi. Beliau menjelaskan bahwa aliran energi naik ke atas ini berfungsi untuk membuka sumbatan-sumbatan jalur energi dalam tubuh manusia.

Kemudian, dari titik puncak, aliran energi ini kita visualisasikan turun ke titik tengah kepala, tepat di antara otak kiri dan otak kanan dan ketinggian dahi, di titik yang dilambangkan dengan titik Cakra Mata Ketiga. Aliran energi ini saya rasakan berputar-putar memenuhi dalam kepala, dan terpusat di dalam kepala bagian tengah. Aliran ini kemudian diputar kembali turun ke tenggorokan, kemudian ke perut, kemudian ke titik dasar, kemudian naik ke titik puncak, kemudian turun ke tengah kepala, kemudian ke tenggorokan, membentuk suatu siklus energi yang berputar dalam tubuh manusia yang bisa dirasakan dalam tubuh.

energy flow

Beberapa menit setelah saya menikmati aliran energi ini dengan mata terpejam, beliau memandu kami untuk kembali menyadari tubuh fisik dan menghentikan meditasi secara perlahan-lahan. Setelah selesai bermeditasi, saya rasakan sekujur tubuh saya hangat, dan berkeringat hingga ke tangan, hal ini persis terjadi ketika saya dulu belajar olahraga pernafasan prana dan hanya duduk diam saja tetapi berkeringat. Peserta lainnya merasakan kepala seolah tebal dan diselimuti dengan helm. Beliau menjelaskan bahwa itu adalah tanda-tanda energi mengalir pada tubuh dan manifestasinya berbeda-beda dalam diri manusia, namun itu hanya sebagai tanda saja dan perhatian tidak boleh diarahkan untuk menikmati atau mencari tanda-tanda tersebut. Dalam lukisan tersebut energi dalam perut ini ditandai dengan 4 simbol ying-yang sebagai elemen penghasil energi dalam tubuh manusia, yaitu oksigen, nutrisi, pikiran, dan enzim air liur. Titik visual lainnya dalam lukisan tersebut belum dijelaskan lebih lanjut, karena malam hari tersebut hanya dijabarkan mengenai latihan energi dasar. Sungguh menarik dan mungkin apabila sudah latihan dengan baik, dipertemuan berikutnya baru dijelaskan kembali oleh beliau.

Selesai latihan meditasi dengan pak SA, beliau undur diri untuk beristirahat. Saya kemudian melanjutkan ke sesi berikutnya dengan seorang anak muda 25 tahun, yang sungguh mengingatkan saya akan diri sendiri di usia tersebut. Saya minta diajari sesi tutorial untuk mengakses bawah sadar atau sub-consciousness secara mandiri, yang kata dia bisa digunakan untuk melihat ke kehidupan lampau, yaitu ke dalam kitab kehidupan “catatan akashic”. Hal ini sangat menarik bagi saya karena ini adalah ranah praktek dimana jauh sebelumnya saya telah mengetahui tentang penjelasan singkat mengenai hal ini, namun tidak tahu darimana memulainya dan bagaimana memulainya. Kami duduk berhadap-hadapan, dan saya mengikuti instruksinya untuk pelan-pelan merilekskan seluruh tubuh dan larut dalam kesadaran bawah sadar. Seiring instruksinya untuk mengamati tubuh demi tubuh, dari yang kecil hingga yang besar, dan mulai mengamati ruang visual di luar tubuh dari ruangan tempat kami duduk, hingga rumah ini, hingga kota jogja, hingga negara ini, hingga bumi ini, hingga tata surya, hingga galaksi, hingga alam semesta ini, pikiran saya mulai larut antara ada dan tiada, drifting consciousness.. Saat intruksi selanjutnya disampaikan, saya bisa melihat ada gambar visual namun samar-samar dan terputus-putus, sebagai rangkaian visual seperti satu video kehidupan.. Namun dititik ini saya sadar bahwa saya belum sepenuhnya larut dan pasrah, bahwa saya mencoba untuk larut dan pasrah tetapi masih seakan sisi pikiran sadar / logis saya masih mencoba menarik saya untuk tidak larut, sehingga menyebabkan rangkaian visual yang seperti video itu samar-samar, terputus-putus, dan terhenti.. Disinilah saya baru memahami banyak hal dalam diri saya, dan latihan sebelumnya yang tidak saya pahami. Latihan-latihan visualisasi sebelumnya untuk membayangkan dengan jelas dengan mata terpejam adalah melatih sensitifitas untuk melihat visual sub-consciousness ini dengan lancar, dan pikiran saya bertahun-tahun yang telah terlibat jauh dalam urusan duniawi dengan segala mekanisme mekanis nya telah membuat sisi logis dan mental mind saya menjadi jangkar yang terlalu kuat untuk menghambat saya larut sepenuhnya dalam sub-consciousness..

lost in time, drifting consciousness

Kami mengakhiri sesi meditasi ini dan saya pun mendapatkan kesadaran baru tentang diri saya sendiri. Telah banyak hal duniawi yang terjadi selama 5 tahun terakhir ini sejak saya terjun ke dunia wirausaha, dan sisi ekspresif kreatif yang penuh perasaan tersebut cukup terkikis dan tidak tersalurkan dengan baik. Hal ini menimbulkan kesadaran dalam diri saya untuk kembali menekuni sisi kreatif tersebut yang diliputi penuh perasaan, untuk kembali memegang kamera dan menjadi seorang pelaku fotografer setelah vakum 5 tahun, dan untuk kembali menikmati alunan musik dengan segenap vibrasi dan perasaannya..

Melihat mas Z ini juga membuat pikiran saya larut dalam masa lalu, ke usia 25-26 tahun saat saya menyelam ke “dalam”.. saya sempat bilang bahwa pengetahuan dia (mas Z) ini lebih baik dibandingkan saya dahulu, yang diresponnya dengan kalimat “setiap orang memiliki peran uniknya masing-masing”. Jawaban yang tepat, dan ditambah dengan praktek tersebut telah mengajari saya untuk lebih mengenal dimana aspek “kekurangan diri” yang bisa saya tingkatkan lebih lanjut, dan juga dimana “kelebihan diri” saya yang akan menjadi unik dan peran saya tersendiri dalam semesta ini.. Apabila dia sebagai anak muda menapaki jalur sebagai pelaku spiritual murni, penuh dengan kitab-kitab dengan aksara-aksara sanskrit tibet, maka dengan kelebihan cara berpikir yang fundamental dan berbasis mekanisme, saya berperan sebagai sebagai jembatan penghubung antara dunia spiritual yang sulit dijelaskan dengan dunia manusiawi yang menuntut penjelasan dan penerapan dari dunia spiritual yang mengawang-awang itu.. sama seperti kelebihan saya di dunia fotografi yang secara detil dan mendalam merupakan perpaduan antara sisi mekanis (pikiran) dan perasaan (hati)..

Setelah saya menyampaikan terima kasih saya kepada anak muda ini, dia menjawab saya dengan berkata “aku juga belajar banyak tentang menjadi manusia bumi dari kamu, Kang.” Oalaahhh, “menjadi manusia bumi”.. !! never thought I would hear that from another man, especially a younger one.. jawaban yang merupakan dua “pukulan refleksi” sekaligus, bahwa tanpa sadar saat ini saya telah larut menjadi manusia bumi, dan bahwa saya telah tambah usia sembari berhenti dalam “penyelaman ke dalam diri”.. oke tak apa, saya berterima kasih atas kesempatan refleksi ini..

Ada cerita cukup menarik juga dengan mas Z ini. Sebelum berkunjung ke astana-astana (mangadeg dan giri bangun), saya sempat memberikan kartu nama saya pada anak muda ini, dan dia menyimpannya dalam saku depan di kemejanya (dekat dada), beserta dengan “kartu dewa rezeki Tibet” yang tidak saya ketahui detilnya. Malam hari setelah selesai dari perjalanan ke astana-astana, dia kaget mendapati saku depan nya mengapa jadi panas sekali padahal tidak ada handphone atau battery didalam saku tersebut, dan dia bilang bahwa panas tersebut berasal dari kartu nama saya yang ditempelkan dengan “dewa rezeki”. Saya tidak menganggap ucapan tersebut terlalu serius, tapi saat dia coba berikan kembali kartu nama saya, memang betul rasanya panas hangat, dan membuat saya cukup bingung. Dia menjelaskan bahwa itu adalah simbol bahwa ada berkah yang diberikan oleh “dewa rezeki” kepada saya. Baiklah, saya tidak terlalu menanggapi secara serius, namun penjelasan tersebut cukup menarik dan kalau memang membawa kebaikan, kenapa tidak, hehe..

bersama pak SA (tengah) dan mas Z (kiri)

Kesimpulan akhir Napak Tilas ~ Di Napak Tilas ini saya belajar banyak tentang kebesaran pribadi leluhur nusantara ini, bahwa mereka tidak sekedar menjadi orang besar dijamannya tanpa kualitas ke dalam yang tinggi dan hanya label raja belaka, namun mereka begitu menempa diri dan menjadi orang yang betul-betul “besar di dalam” dan “besar di luar”. Juga ada ajaran luhur yang begitu fundamental tentang rahasia kehidupan dan alam semesta yang telah diketahui serta dilakoni oleh para leluhur, namun tidak diketahui secara umum pada generasi muda saat ini. Saya merasa terhormat untuk bisa belajar mengenal langsung para leluhur ini, dan kesempatan mengenal sejarah nusantara serta bangunan-bangunan kuno bersejarah yang tidak begitu diperhatikan oleh warga negara RI terutama di kota-kota besar yang sudah penuh dengan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari. Ada gambaran besar dalam benak saya mengenai keseluruhan negeri nusantara ini dibangun sejak berabad-abad tahun silam. Juga ada perasaan bahwa ini adalah suatu proses yang memang harus saya lalui, dan hal ini menjadi suatu landasan yang penting dalam proses kehidupan saya kedepannya, ke beberapa dekade mendatang berikutnya. Dari sisi pribadi, saya banyak tersentuh, mendapatkan banyak nasihat, banyak pemahamaan intuitif dan melakukan refleksi diri secara mendalam yang tidak saya sangka-sangka. Perjalanan ini cukup singkat hanya satu minggu, namun saya seolah melakukan perjalanan ke dalam atau “inner journey” yang cukup panjang.

Semoga semua ini membawa kebaikan kepada diri saya sendiri, sehingga saya pun lebih mengenal diri sendiri, mampu mengemban tanggung jawab yang lebih besar lagi dimasa yang akan datang, dan membawa kebaikan yang lebih besar terhadap sesama.

Whosoever knows himself knows his Creator”

Napak Tilas 2017, Jawa Tengah Sept 2017
Handoko Luo

April Syndrome ~ Being Thirty Something

Leave a comment

“Entering 30’s phase, deeply request for more humility, humbleness and readiness to bear bigger responsibility ahead..”, that was the sentence I wrote back then and really mean it. The best years of your life are in your 30s, say old people. It is said that 30s is the decade when you are peaking emotionally, intellectually, and physically – all at the same time.

For me personally, entering 30’s mark another journey inside, another circle of contemplative one, and discovery of many new things. Other people might do not experience it, but deep inside in me there’s always an inner and driving urge to do something important in this life, and it is getting stronger each passing year..

“You reap what you sow with your time. If you spend time to drink, you may become an alcoholic. If you spend time to complain, you may become a blamer. If you spend time to beautify yourself, you may become a pretty girl/handsome guy. If you spend time to stay healthy, you may enjoy a healthy good life. If you spend time to be picky, you may become a ‘mean’ person. If you spend time to learn, you may gain wisdom. If you spend time with your family, you may foster a warm and loving relationship with your loved ones.” – Jack Ma

So hello dear my self, how you did sow your time these past 2 years and how you have become..? If the universe is a marathon, this current life is like a mini sprint.. there is much to do, learn, and worlds ahead of you with many forks in the road to explore as you learn and expand through experience.. 😉

* New foundation of consciousness

At 30 year old, I had this feeling that perhaps after years of focusing in material world, there will be a time when I have to immerse and hone all my senses and vibration once again.. it’s been 5 years ago since the last exploration and now it keep coming back again, maybe it was the Soul’s way of steering me toward my spiritual path.. At first it was only scattered and random thoughts about matter, energy, vibration, EM wave, acoustic wave, consciousness, thought, DNA, reality, illusion, etc.. but seems everything has connection, like seeing the dim light here, there and everywhere.. and as usual, everytime you learn about universe secrets & fundamentals, worldly matters seem so insignificant..

If everything in nature is fundamentally energy and its manifestation of electromagnetic, and if magnetic current always form helical structure in a material, and if in magnetism there are always two helical magnetic currents opposing each other, wouldn’t it be so natural for living thing to encode / embody that magnetic/electric force in double helix structure in their core, such as seen in DNA.. thus this double helix structure is explainable.. and if it is.. and if human can easily at will command electric signals across million cells in the body for simple movement, wouldn’t it be so natural too that human have capability to harness electromagnetic energy from his/her core, and also to sense it from anybody else.. and if that so, then only by a conscious thought / consciousness there’s possibility to manipulate and to be connected with everything in the body and everything outside the body.. The Creator is like the master that holds colossal ball of energy and knowledge.. every living being also has a piece of that energy and knowledge within them, and that knowledge base can be spiritually accessed..

This inner urge to deepen my foundation of consciousness unexpectedly also led me to Kashmir Shaivism ~ an ancient teaching of awareness and a gem in its own, it is both subtle and real, very deep and complex explanation about each layer of consciousness / reality. This ancient teaching is so detail and complex, but so much more to learn. Lately I also immersed myself in learning how reality is actually created, that in this vibration based universe, every request is answered in 3 steps, 1) request / intent is made and sent, 2) universe is responding, 3) you have to let yourself to receive or to be in receiving vibration, which is there’s no contradiction thought and be in the same vibration as the request. So every journey — whether it’s from no money to abundance ; from sick body to magnificently well-being ; from relationships that make you want to run to relationships that make your heart sing… it does not matter what your request is, every single time — it must be an Emotional Journey first.. Most of all creation is complete before you begin to see the physical evidence of it and your future experience is being made for you before you approach it..

There are three factors that determine what your life experience will be : predetermined fate based on your life path choices, issues to resolve from current or past lives, and your mental intent along with your perception of your reality. All elements are important, and free will can lead you off your path, but ultimately fate will bring you back. Out of the three factors, the intent you put out along with your perception of your reality is the strongest, most influential piece driving your life..

And the more I want to know, the more challenge I will face off, the deeper root / clarity I should have. Without strong root, a high tree is vulnerable to fall upon its own weight.. There are layers of layers of mind-boggling reality, and it is a circular path.. Each time you complete the circle, you come around again with a new understanding, an expanded understanding of your identity..

you expand your knowledge, to be more grounded and firm.. you expand your heart, to be higher in vibration and loving.. you expand yourself, to be in greater good for all..

* Physical World experience

Some concepts and explanations might be known, but when you experience it for yourself it the meaning will be so much different.. I learned and experienced that the reality that I’ve created for years is the fulfillment for another people destiny.. 1) that you either create your own life story / reality, or you will cross paths with those who can create it for you by following them.. 2) when you create your own life story / reality, you will cross paths with those who are meant to be with you along the way.. 3) people might change or re-write their life path, thus change the possible future-interaction that might arise between you and the future fellow.. 4) so every people that cross paths with you right now, is the one who are meant to be with you for this temporary season of life path, until one has a change or fulfillment of his/her life path.. and the rest is free choice.. 5) that’s so called destiny & synchronicity is mutually created..

However life doesn’t reveal much until we try, in everything. This is similar to quantum physics, that reality is just a pool of uncertain possibilities until we measure / act at it. Like an old debate between certainty of classical physics and uncertainty of quantum physics, in general there are two types of how human approach life : in a structured way or in an open flexible way… and how you approach life will determine what is your perception about the world.. In structured way, you’re a master of organization, sticks to plan, and uncertainty is frightening.. what and how you can do is depends on what you know right now.. life is that way, and that’s how it’s done.. just pick the best according to what you have right now.. In open flexible way, you’re a free spirit, intuition is your friend, and uncertainty is new possibility.. what and how you can do is unlimited by what you know right now.. life is such a magical journey, and everything can happen along the way.. just pick the best according to what life present to you.. and I do enjoy the unexpected presents from life.. fortune is everywhere and sometimes feels so magical.. it’s there just right in time and outside the limited box of possibilities..

Also most of the significant things in life aren’t stand-alone events, but rather the sum of all the moments when we chose to do things 1 percent better or 1 percent worse in the long run.. “always question everything” is a way of looking for those 1% improvements.. I will choose the one thing that speaks truly to my heart, and then stay with it. It is both a journey of self-learning, and how to be sharing who I am with others..

As a man thinketh in his heart so is he.. man is literally what he thinks, his character being the complete sum of all his thoughts.. All achievements, whether in the business, intellectual, or spiritual world, are the result of definitely directed thought..

*Life Inspiration

Either write something worth reading or do something worth writing. I’ve seen a story about someone who established an airline company in her 39th age, and another story about someone who founded an airspace rocket company in his 31st age.. both represent incredible inner strength to create their own reality and conquer all the challenges.. It is the power of dream, to create a reality out of nowhere and very unique to ourselves and age is just a relative number to train our capability..

With all inspirations and imaginations, in Sept 2015 while I was 29, there was another insight of what will I do in the next decade.. a big one and sure will create big splash to everyone around me.. there’s a big gap with that future reality and my reality right now, so I will take my time to bring the gap closer so it can be manifested later on.. I will need these things :
1. Self-honesty and courage ~ to create a real reality out of dream and passion, so it is not just on a paper or sweet dream..
2. Technical Expertise ~ to sustain and grow, an endlessly learning and apply it..
3. Leadership skill ~ because ultimately I can’t do it alone.. there must be excellent reasons why people want to work with and follow my path..
I’ve seen some people dream about their dreamed reality while they are quite afraid of its side effects when it start to manifest later.. Why ? because most people are afraid of receiving the same level of fame, wealth, recognition and love.. it’s overwhelming being center of attention, achieving a very high standard, and you must be truly confident in yourself..

only those who will risk going too far can possibly find out how far one can go.. you will become as small as your controlling desire; as great as your dominant aspiration..

* Self Reminder

Sometimes we just carried away, doing too much compromise to our life principles and what we know as our true way of happiness, and unwell feelings might arise.. sometimes we just need to remind ourselves what is beneath and what is truly happening.. so this is me talking to myself, sometime wisdom from your own past, listen it..

“A monk decides to meditate alone, away from his monastery. He takes his boat out to the middle of the lake, moors it there, closes his eyes and begins his meditation. After a few hours of undisturbed silence, he suddenly feels the bump of another boat colliding with his own. With his eyes still closed, he senses his anger rising, and by the time he opens his eyes, he is ready to scream at the boatman who dared disturb his meditation. But when he opens his eyes, he sees it’s an empty boat that had probably got untethered and floated to the middle of the lake. At that moment, the monk achieves self-realization, and understands that the anger is within him; it merely needs the bump of an external object to provoke it out of him. From then on, whenever he comes across someone who irritates him or provokes him to anger, he reminds himself, “The other person is merely an empty boat. The anger is within me.”

You can wish for things in the future to be different, but in this moment you have to accept things as they are.. total and complete acceptance of this moment as they should be.. when you struggle against this moment, you’re actually against the entire universe..

Despite all appearances no one is really bad / evil, they are led astray by ignorance. If you ponder this truth you will offer more light.. Rather then blame and condemnation.”

No matter how ‘good/bad/unique’ you are, you are always open to be judged or misunderstood by another, it is inevitable.. however, you do have free choice to love each experience, or to view it as something ‘undesirable’.. to stay at peaceful space or to be disturbed by the experience, the choice is always yours to decide..

The serenity is lies in seeing the beauty in every chaos situation.. when you’re able to see the beauty, you’ll see it everywhere you go.. serenity everywhere..

* Self Discovery
It is a nice thing to know more of yourself first and foremost. Something I discover more about myself :

Birth name ~ now instead of birth name given by my parent, I received a name that depict my vibration in this life time very well since birth. The name has literal meaning “Swift Fortune”, swift mean happening smoothly or quickly, fortune mean good luck in many things and not only limited in wealth. Excellent name and suit me very well.

INTP personality ~ a sweet blend of Phlegmatic & Choleric profile. Previously I didn’t know that these personality has a name or description, but its explanation ticks every boxes of myself : abstract (intuitive) yet theoretical, make it so complex for others to understand and likely to be misunderstood.. always in search for the universal law behind everything, exploring concepts, making connections, and seeking understanding.. there was no ego to it. No “you won, I lost.” There was only gratitude at getting one step closer to truth.. so this is a new tool to communicate easier and faster with people who use psychology term.. some good news are : in the same potential boat with Einstein and Lincoln to contribute to the world.. 😉

* Personal story & self reflection

It’s been years since I have life-partner and feeling so much with heart-warming relationship.. It’s a blessing and I hope the best out of it..

Work-life balance ~ the four burners theory of success. According to the four-burners theory, success requires cutting off one of your burners. Those burners are : Work – Family – Friend – Health. To be really successful you have to cut off two. And for the last five years, I have been in my entrepreneurship season. I built a successful business, but it came with costs. I turned my friends burner way down and my family burner is only running halfway. And yes, this always in my mind during end of 2016 and I’ve seen it clearly.. 2017 is a new phase for me, a first ever to turn my work burner running halfway..

no wonder, how it’s really easy to lost yourself when you’re always busy with works and family.. sharing the laughter, the pain and joy, all memories and experiences…playing all biological roles you think you are, with all responsibilities and bounds you think yours.. doing all beliefs you think you must do.. all can be justified as an identity of self.. yet you don’t have exclusive time to be in touch with yourself, with the core of yourself.. to see inside yourself, to understand who you really are, to expand yourself, to see from higher perspective, and get the big picture of life..

Man can, and will, attain all knowledge and wisdom, if he seri­ously and persistently strives for perfection. The universal laws serve all those who are willing to see truth and wisdom in unlimited measure, in as much as they master themselves in all possible facets and de­velop their spiritual powers ever higher and higher, and perfect themselves thereby.

Maybe that’s all to conclude that has been made during these last 2 years.. it’s been a while to write this long about thoughts and progress.. let’s see what future brings..

There is natural flow of life.. Everything has its own time and everything ends.. Everything will unfold at the perfect time.. When the time has come, everything you need will come in abundance..

Give thanks to 31st year..
Bandung, April 2017
Handoko Luo

Kemampuan diri dan pencapaian hidup

Leave a comment

Tiba-tiba saya kepikiran ingin menuliskan hal ini, mungkin karena flashback dan berbagai hal yang saya lihat serta rasakan hingga saat ini.. Dalam tulisan kali ini saya coba menuangkan konsep pikiran saya tentang kemampuan diri sendiri, dimanakah kita selama ini memfokuskan kemampuan kita dan apa kaitannya secara abstrak.. karena sifatnya abstrak atau hanya sebatas pemikiran dan pengamatan pribadi, tentu saja hal ini sangat bisa untuk didebat..

Lingkup waktu pembahasan yang saya ambil kali ini adalah lingkup kerja dunia professional / pekerjaan / sesuatu yang kita lakukan di dunia masyarakat, karena setelah lepas dari dunia akademik sekitar 20’an tahun dan masa remaja, akan tiba dimana seseorang akan dihadapkan pada kehidupan, atau kalau kata orang-orang tua jaman dahulu : “kerasnya kehidupan”.. 😉

Sebelum kita betul-betul terjun ke dunia masyarakat, kita akan memiliki waktu yang panjang, mungkin 17 tahun, mungkin 20 tahun, mungkin 25 tahun, mungkin 30 tahun.. setiap orang memiliki time-frame yang berbeda-beda dan ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempa diri sepuasnya, terlepas dari beban tanggung jawab finansial apalagi jika telah bekeluarga.. dimasa-masa inilah seorang individu menempa kemampuan / kepintaran Pikiran (IQ), Emosional (EQ), dan Spiritual (SQ), kemampuan ini akan menjadi modal kepintaran / capital intelligence saat kita terjun di dunia masyarakat, ketika kita berinteraksi dengan orang-orang disekitar kita dan saling membagi tanggung jawab pekerjaan..

Secara gambaran kasar sebagai berikut :
*. IQ adalah ‘the quality of our intelligence’ — how we use our minds and how to think
*. EQ adalah ‘the quality of our emotional responses’ — how we react to situations in our lives
*. SQ adalah ‘the quality of our social responses’ — how we connect and relate to others

Ada yang sangat menitiktekankan pengembangan IQ, ada yang di EQ, atau di SQ, masing-masing individu memiliki cerita hidup yang berbeda.. sebagai ilustrasi konsep saja, apabila pengembangan ini kita lakukan dengan seimbang maka secara rata-rata orang kebanyakan memiliki kemampuan seperti gambar dibawah ini, gambar kiri yang seluruhnya 50%, dan bayangkan apabila ada orang jenius yang sempurna (which is quite/nearly impossible) dibidangnya maka kemampuan dirinya adalah seperti gambar disebelah kanan, full 100%..

Lalu kaitannya apa dengan dunia pekerjaan kita, nasib kita dan takdir kita di dunia manusia ? IQ dalam hal ini kita batasi sebagai kemampuan teknis (bukan kepintaran bawaan genetik), yaitu kemampuan berkompetisi secara teknis dibidangnya, entah itu sebagai seniman, atau dokter, atau militer, atau karyawan, atau pengusaha, atau dsb.. kemampuan 100% bisa dikatakan sebagai pencapaian tertinggi, atau seorang maestro.. semisal seorang seniman pelukis memiliki kemampuan seperti Picasso, atau karyawan sebagai seorang General Manager / Pemimpin papan atas, atau seorang koki yang sangat lihai serta sanggup memasak masakan super lezat, atau seorang dokter yang luar biasa, ini murni hanya kemampuan teknis seorang individu yang ada dalam otak dan pikirannya, dengan segenap pengetahuan yang dimiliki..

Dalam kehidupan sehari-hari, sebisa mugkin kita terus melakukan pengembangan kepintaran IQ, pengembangan EQ (kebijaksanaan/kedewasaan diri sendiri) dan SQ (kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas).. pengembangan teknis IQ bisa kita lakukan dengan cara tekun belajar sesuai kompetensi bidang masing-masing (buku/seminar/sekolah/dsb), pengembangan EQ bisa kita lakukan dengan cara mempelajari kebijaksanaan (belajar kisah hidup orang lain/buku-buku serta kalimat kebijaksanaan/dsb), pengembangan SQ bisa kita lakukan dengan mawas diri dan kontemplasi, merangkai berbagai benang merah dalam kehidupan..

Ada individu yang hanya berfokus pada kemampuan teknis IQ, kelihaian kemampuan teknis seorang diri, sehingga kalau kita jabarkan memiliki ilustrasi kemampuan diri seperti gambar dibawah sebelah kiri, dimana IQ menonjol tetapi EQ dan SQ tertinggal.. biasanya dalam dunia pekerjaan / professional manifestasi dari keadaan ini adalah timbulnya rasa arogan karena merasa paling pintar / orang lain tidak sepengetahuan dia, dan minimnya rasa humble atau rendah hati untuk sambung rasa dengan orang-orang disekitarnya.. hal ini dapat muncul di kehidupan nyata, ataupun dikehidupan media sosial, anda tentu bisa lihat orang-orang seperti ini dalam media sosial yang anda miliki saat ini, individu ini sangat senang apabila menguasai seni sarkasme atau menyindir atau luapan emosi tanpa terlalu mempertimbangkan bagaimana orang lain / masyarakat akan meresponnya..

Ada individu yang menekankan pengembangan EQ dan SQ, namun secara kemampuan teknis IQ sangat kurang, sehingga apa yang dikatakan dan perbuat kurang memiliki bobot manfaat teknis, dengan kata lain sering dianggap tidak berkompetensi dan tidak tahu ‘apa-apa’.. walaupun disukai oleh banyak orang, tetapi tentu saja kemajuan pekerjaan / usaha yang menuntut kelihaian pengetahuan teknis pun tidak dapat diraih.. namun apabila individu ybs menyadari hal ini maka dia akan bisa dengan segenap hati mempelajari kemampuan teknis IQ untuk mengejar kekurangannya, sehingga dia bisa menjadi ahli dibidangnya dan berhasil dalam segala upaya yang dilakukan dalam usaha/pekerjaan..

Namun manakah keadaan yang lebih sulit untuk berkembang antara kedua ilustrasi kemampuan diri diatas ? Dalam hal ini, lebih sulit bagi seorang individu yang berada di grafik sebelah kiri (IQ menonjol) untuk bisa berkembang karena minimnya EQ dan SQ menyebabkan dia “tidak tahu kalau dia tidak tahu”.. sehingga pengembangan EQ dan SQ tidak bisa dilakukan karena tidak adanya mawas diri dan kejernihan melihat keadaan diri sendiri.. berbeda dengan grafik sebelah atas kanan (EQ SQ menonjol), maka individu ybs dalam keadaan “tahu kalau dia tidak tahu”, maka akan timbul ‘peta-kehidupan’ / ‘kompas kehidupan’ yang jelas dan jernih, manakah yang harus dia lakukan, manakah yang harus dia pelajari, manakah yang harus dia kembangkan, apabila tidak dilakukan maka dia tahu apa kosekuensinya, dsb.. sehingga tidak terombang-ambing dalam setiap pengambilan keputusan dan pemilihan jalan hidup..

Dalam segala pekerjaan / usaha yang selalu melibatkan orang lain, maka mau tidak mau dan wajib dimensi kemampuan EQ dan SQ harus ditingkatkan secara maksimal. Mengapa ? karena seorang diri manusia dalam tubuh fisiknya saja memiliki keterbatasan, tubuh hanya 1 dan hanya bisa berada di satu tempat pada satu waktu, tangan hanya ada 2 sehingga terbatas dalam mengerjakan pekerjaan yang semakin banyak / tinggi, waktu yang dimiliki hanya 24 jam sehingga apabila bekerja sendirian maka akan menguras segenap tenaga dan pikiran individu tersebut.. Kemampuan EQ dan SQ lah yang menyebabkan orang-orang sekitar kita menyukai dan dengan senang hati membantu kita.. Apabila dalam dunia pekerjaan maka atasan kita dan bawahan kita akan menyukai kita dan percaya dengan kita, dan apabila kemampuan IQ kita juga mumpuni maka pintu promosi atau kenaikan karir yang disertai dengan kenaikan tanggung jawab dan kenaikan reward / hadiah sudah tentu ada dalam genggaman tangan.. Apabila dalam dunia usaha maka karyawan-karyawan kita akan menyukai dan percaya dengan kita, mereka akan bahu-membahu mengerahkan segenap kemampuan mereka membantu kita dalam setiap upaya yang kita lakukan, pelanggan kita pun akan sama menyukai dan percaya dengan kita sehingga hubungan usaha langgeng dan saling menguntungkan.. Hasil dari tingginya kemampuan EQ dan SQ ini adalah produktifitas pekerjaan / usaha yang jauh melampui keterbatasan diri sendiri, sehingga sebuah pekerjaan besar bisa dilakukan dalam waktu singkat, atau sebuah usaha bisa terus beroperasi sepanjang hari dan diberbagai lokasi tanpa ada masalah..

Hati-hati akan jebakan kelihaian IQ karena membuat anda terus dalam keadaaan “anda tidak tahu kalau anda tidak tahu”.. saya berulang kali melihat dan membaca dan mendengar curahan hati seorang professional atau pengusaha usia 40’an / 50’an yang baru menyadari ketertinggalannya dalam pengembangan EQ dan SQ dan berharap seandainya dia sudah menyadari tentang hal ini dari usia belianya.. telah banyak kesempatan-kesempatan serta waktu dan tenaga yang terlewatkan dan tidak optimal karena hanya terlalu mengandalkan kekuatan diri sendiri.. tentu nasibnya saat ini sudah jauh berbeda kalau dia menyadari tentang modal dasar / capital intelligence yang dimiliki saat menapaki dunia pekerjaan / usaha, yang rata-rata dimulai dari usia 20’an / 30’an..

Hal ini menjadi pekerjaan pribadi dari setiap individu termasuk saya sendiri, untuk menyadari apa kekurangan diri sendiri dan mengembangkannya.. apabila anda merasa saat ini memiliki kemampuan teknis IQ yang tinggi namun selalu bingung kenapa keadaan anda sulit maju dan seakan-akan anda berperang sendirian, mungkin sudah saatnya anda coba melihat ke dalam dan mengembangkan kebijaksanaan dan mawas diri.. apabila anda merasa saat ini sudah baik secara kebijaksaan dan mawas diri, maka teruslah tekun dalam mengembangkan kemampuan teknis IQ, maka anda akan anda capai tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga sangat bermanfaat bagi masyarakat luas dalam skala besar.. sebaik-baik Manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain bukan !?

Apa yang akan anda capai dengan tingginya pengembangan ketiga dimensi IQ, EQ, dan SQ ? anda akan masuk dalam keadaan “tahu kalau dirinya tahu”, self-confidence memancar, other human beings would love to be around you, the universe take care of themselves and provide you with everything you need..

Wish you happiness inside and in life..
Handoko Luo
Bandung, December 2016

Catatan Kecil ~ My 7 days of Tapa

Leave a comment

Wessss, tidak sadar ternyata sudah lama sekali saya tidak berbagi pengalaman melalui tulisan di catatan / note FB dalam bentuk ‘sharing santai’, mungkin ini saat yang pas dan semoga masih bisa menulis dengan lancar, hehe.. seperti biasa, sharing santai akan saya bawakan juga dalam gaya bahasa yang santai, silahkan dibaca pelan-pelan sambil menikmati hidangan ‘chicken soup for the soul’ nya yang masih hangat.. ^^

NB : it will take some time to finish the reading.. disarankan agar membaca dalam keadaan pikiran yang betul-betul rileks dan perlahan-lahan saja..

Background Story

Ceritanya hari Minggu 23-10-2016 lalu saya baru saja kembali dari menjalani pelatihan meditasi intensif selama 7 hari di sebuah tempat sejuk di kaki gunung pulau Bali, pelatihan ini disebut dengan TAPA BRATA.. Sedikit latar belakang kenapa saya berminat mengikuti pelatihan 7-hari ini, saat-saat terakhir waktu saya tinggal di kota Osaka negeri Sakura (akhir 2011) saya berminat mengikuti pelatihan serupa tapi tak sama selama 10 hari full yang ada di kota Kyoto, cuma waktu itu mungkin saja belum berjodoh karena email pendaftaran saya tidak diterima oleh panitia di Kyoto dan slot jadwal yang available tidak dapat saya ikuti karena sudah harus terbang kembali ke tanah air Indonesia for good.. akhirnya petapaan 10hari itu diikuti oleh kawan saya yang mungkin juga membaca note ini.. 😉

Setelah kembali ke tanah air, saya mengisi bulan demi bulan untuk memulai proyek ‘bisikan di pagi hari’ yang kelak menjadi usaha pertama saya hingga tulisan ini dituangkan.. Saat itu adalah transisi dimana saya harus kembali menyelami dunia manusia dengan segala interaksi sosialnya, setelah lama berkutat dengan ilmu alam dan batin yang mendalam.. sebelum memulai proyek usaha pertama saya, sejenak sempat saya mengikuti ajakan olah batin bersama rekan-rekan olahraga pernafasan / Prana selama beberapa hari ke Jawa Tengah di awal tahun 2012.. itu adalah kali terakhir saya menyempatkan diri secara khusus untuk pergi sendiri dan menerawang ke dalam diri sebelum terjun ke ilmu bumi dan medan tempur usaha..

Singkat cerita, setelah itu saya harus benar-benar memakai topi sebagai seorang entrepreneur pemula dan fokus mengamati serta belajar bagaimana caranya sebuah entitas usaha / bisnis bisa dirintis, dan bisa terus berkembang.. masa-masa ini adalah masa penyatuan dan masa penerapan dari semua konsep2 abstrak batin yang telah dipahami dengan mendalam, masa penerapan itu terhitung sejak awal tahun 2012 dan seterusnya hingga saat ini, dan berbagai kisahnya sempat saya tuliskan dalam beberapa note juga.. hingga akhirnya usaha ini berkembang dan bisa meluaskan sayapnya ke pulau dewata, pulau Bali di pertengahan tahun 2016.. 🙂

Di pulau dewata ini tentu saja atmosfir atau suasananya sangat berbeda dengan kota-kota besar lainnya, there’s art and spirituality in the air.. it’s in the air.. ^^ yup, pulau ini memang sengaja dipilih sebagai basis berikutnya karena memang faktor potensi lahir ~ batin yang dimilikinya.. Kemudian, suasana kondusif ini benar saja turut mengetuk pintu pikiran dan batin saya untuk kembali melakukan pendalaman personal, dan akhirnya membuat saya teringat kembali dengan pertapaan insentif seperti di Kyoto dahulu, dan setelah saya cari-cari ternyata ada ! walaupun hanya 7 hari saja.. Tidak apalah, pikir saya saat itu daripada terus penasaran sejak akhir tahun 2011.. sudah hampir 5 tahun berselang dan sepertinya cukup untuk mengobati rasa penasaran yang tertunda tempo dahulu, hehe..

Kemudian selagi saya menuliskan note ini serta paragraf ini, saya baru menyadari, jangan-jangan ini adalah salah satu cara ‘bisikan di pagi hari’ itu untuk meneruskan pendalaman saya di negeri Sakura dahulu yang saat itu untuk sementara waktu harus di-pause untuk dilanjutkan bertahun-tahun kemudian di tanah air, di pulau Bali.. dilanjutkan dalam keadaan duniawi (survival matters) yang sudah lebih mendukung.. kalau memang benar demikian, sungguh indah aliran kehidupan itu ya buat yang menjalaninya.. ^_^

Sekilas TapaBrata

Oke, lanjut cerita, di Bali acara ini disebut dengan TapaBrata diorganisir oleh Bali Usada Meditation, bermeditasi intensif selama 7 hari di sebuah bangunan di kaki gunung. Jadwal hariannya kurang lebih seperti ini :

04.30 Bel Bangun Pagi

05.00 – 06.00 Meditasi Pagi [ 60 menit ]

06.00 – 06.20 Sarapan Buah

06.20 – 07.00 Olah Raga Kesadaran

07.00 – 08.00 Sarapan + Mandi

08.00 – 09.00 MEDITASI DENGAN TEKAD KUAT

09.00 – 10.00 Meditasi

10.00 – 11.00 Ceramah

11.00 – 12.00 Meditasi

12.00 – 14.00 Makan Siang + Istirahat

14.00 – 15.00 MEDITASI DENGAN TEKAD KUAT

15.00 – 16.00 Meditasi

16.00 – 17.00 Meditasi

17.00 – 18.15 Snack + Mandi

18.15 – 19.15 MEDITASI DENGAN TEKAD KUAT

19.15 – 20.15 Ceramah

20.15 – 21.15 Meditasi

21.15 Istirahat

Banyak sekali ya meditasinya ? Iya, hehe.. Ditekankan juga bawah tujuan teknik meditasi yang kali ini adalah agar seluruh komponen badan dapat berfungsi baik, pikiran harmonis menjadi lebih tajam, serta penyembuhan penyakit yang muncul di badan dan memori terjadi.. Kondisi yang keras di jaman modern ini, ketegangan, kesibukan sehari-hari, keinginan untuk maju mencapai prestasi maupun kekayaan dapat memberikan pengaruh yang buruk bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Makanan dan minuman yang mengandung zat kimia, udara yang terpolusi, temperatur yang cepat berubah juga memperburuk kesehatan. Semua ini tanpa kita sadari akan dapat menyebabkan sakit dan ketidakseimbangan..

Oh ya buat yang penasaran kegiatan meditasi itu apa ya ? aktifitas ini tidak berhubungan dengan aliran kepercayaan atau agama tertentu jadi bisa dilakukan oleh siapapun dan kapanpun.. setiap agama keyakinan memiliki bentuk tapa masing-masing yang bertujuan serupa.. Jika bicara bermeditasi, mungkin sebagai gambarannya seperti gambar di bawah ini, duduk manis tenang diam konsentrasi..

Tentu saja realita yang saya alami ruangan meditasi tidak sedramatis ilustrasi foto diatas dan begitu pula saya tidak sekeren model tersebut.. *peace* jadi ya hanya untuk ilustrasi saja.. Nah, kalau menurut jadwal harian tersebut, agenda utamanya adalah duduk manis bermeditasi setiap hari, dari bangun jam 04.30 dini hari hingga beristirahat jam 21.15 malam.. oh ya bagian Meditasi Tekad Kuat adalah bagian meditasi dimana peserta tapa tidak boleh menggerakkan tangan dan kaki, jadi benar-benar diam duduk manis.. Aturan lainnya adalah makanan vegetarian (2x sehari), no talk, no write, no read, no smoking, no digital device selama seminggu dengan tujuan memaksimalkan meditasi dan tenangnya pikiran.. emm.. walau sederhana namun terkesan sulit ya.. ?! Iya sebetulnya sangat mudah karena seharian hanya duduk manis dan diam, tetapi bagi yang belum siap / tidak cocok lebih baik jangan dipaksakan, cukup dibayangkan saja kan tidak sulit ya.. 😉 Ketika latihan berakhir para peserta diharapkan akan mendapatkan 3 hal yaitu: kesadaran positif bertambah kuat, badan sehat, dan reaksi buruk yang mengikuti memori akan berkurang..

Dalam Wikipedia disebutkan mengenai TapaBrata ini : Dalam kesusateraan kuno orang kuno, konsep tapa dan tapabrata diambil langsung dari konsep Hindu, yaitu tapas, yang berasal dari buku-buku Weda. Selama berabad-abad para pertapa dianggap sebagai orang keramat, dan anggapan bahwa dengan menjalankan kehidupan yang ketat dengan disiplin tinggi, serta mampu menahan hawa nafsu, orang dapat mencapai tujuan-tujuan yang sangat penting

Metode Meditasi Tapa Brata ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan pada mereka yang menderita penyakit kronis seperti: penyakit yang disebabkan oleh virus; herpes, hepatitis, penyakit keturunan, kanker, tumor, gangguan reproduksi, kencing manis, darah tinggi, kolestrol, tidak mempunyai keturunan dan lain-lain serta menghilangkan reaksi buruk yang ada di memori seperti : gelisah, marah, benci, cemas, kecanduan, kemelekatan, trauma dan lain sebagainya.

Sebelum memulai Tapa

Pada siang hari H-1, para peserta termasuk saya berkumpul di tempat yang telah disepakati dan kami berangkat ke lokasi di kaki gunung.. Saat itu saya mengamati total peserta kali ini adalah 34 orang, dengan komposisi 60% wanita dan 40% pria, dan beragam rentang usia 22 tahun – 66 tahun, dari berbagai kota di Indonesia (Sumatera, Jabodetabek, Solo, Jogja, Surabaya, Malang, Sulawesi), dan dari berbagai keyakinan agama… yang cukup unik bagi saya adalah juga adanya beberapa ibu-ibu berhijab non-WNI yang sengaja terbang dari Malaysia dan Singapura untuk mengikuti meditasi ini.. dalam perjalanan bersama ke lokasi, seperti biasa dengan penasaran saya bertanya kepada ibu-ibu berhijab tersebut bagaimana ceritanya mereka bisa berminat mengikuti kegiatan ini, dan mereka sebagian besar menjawab memang mereka sudah rutin mencari kegiatan-kegiatan seperti ini untuk diikuti, mereka bahkan telah ke India, ke Myanmar, Thailand, dan akhirnya ke Indonesia, Bali.. Dari rentang usia, ibu-ibu ini berkata bahwa mereka berusia 40-60 tahun, dan saat melihat penampilan saya mereka balik bertanya kepada saya “berapa usia kamu nak..? kok masih muda sudah menjalani jalan seperti ini..”.. emmm… iya bu…^^’

Anyway, saya bertanya apakah ini tidak akan menghalangi ritual sholat 5-waktu mereka dan mereka jawab bahwa hal ini tidak akan menganggu karena tetap bisa dilakukan di sela-sela istirahat.. jadi untuk para sahabat yang juga penasaran, itulah jawaban yang disampaikan mereka dengan tenang dan tersenyum.. =)

Rombongan kami tiba di tempat lokasi pada sore hari, sembari menunggu pengarahan saya sempat berkenalan sejenak dengan para peserta lainnya, yang termuda adalah wanita usia 22 tahun yang baru saja lulus S1 Fakultas Hukum, dan yang paling senior adalah bapak pensiunan guru SD berusia 66 tahun.. tidak lama setelahnya, seluruh peserta berkumpul untuk diberikan briefing, perkenalan dengan denah bangunan (ruang meditasi – kamar tidur – meja makan – toilet – dsb), aturan harian no talk-no write-no read-no smoking-no digital device, perkenalan singkat tentang meditasi dan juga dengan para instruktur.. 1 kamar tidur rata-rata terdiri dari 3-4 orang, dengan peserta pria dan perempuan tentu saja di kamar yang terpisah.. setelah itu para peserta diberikan waktu untuk istirahat yang cukup agar siap bangun dini hari berikutnya.. dini hari jam 04.30 akan ada lonceng kecil didentangkan 3x untuk membangunkan seluruh peserta.. bagaimana perasaan saya waktu malam H-1 ? tantangan terberat tentu saja harap-harap cemas bisa menidurkan diri, kemudian bangun pagi tepat waktu.. karena saya sudah bertahun-tahun tidak pernah sengaja melakukan rutinitas tidur awal ~ bangun dini hari.. biasa saya aktif malam hari ~ terlelap pagi hari, namun saat ini harus bertekad menjalani siklus kebalikannya.. tetapi walaupun harap-harap cemas tentu saja tetap optimis bisa melakukannya.. ^^’

Realita hari H-1 hingga H-3

Syukurlah ternyata saya sanggup merubah siklus tidur dan tidak pernah terlambat bangun dini hari.. Hari pertama H-1 dini hari saya dan sebagian para peserta masih belum terlalu paham bagaimana praktik bermeditasi yang baik, namun meditasi tetap dilakukan dengan tenang.. banyak yang juga merasakan sakit serta kesemutan di kaki karena posisi duduk yang salah dan postur badan yang belum terlatih, termasuk saya..

Untuk sarapan buah, ada 5 jenis potongan buah yang dihidangkan setiap hari, berwarna warni dari kuning-orange-merah-putih-hingga ungu, yaitu : Pisang-Pepaya-Semangka-Pir-Buah Naga, disajikan dengan mangkok kecil-sendok-dan madu sebagai pemanis.. Untuk sarapan vegetarian terdiri dari nasi merah, dipadukan sayur-sayuran seperti sapo tahu, cap cay, jamur, kerupuk beras, dan sebagainya..

Untuk ceramah meditasinya, dijelaskan berbagai hal dari awal. Posisi duduk adalah bersila senyamannya, bisa seperti gambar foto ilustrasi meditasi yang diatas atau bawah, punggung tegak agar membantu aliran energi tubuh, lidah di langit-langit mulut agar bernafas tetap melalui hidung dan membantu menyambungkan energi ke kepala, tangan diletakkan di pangkuan kaki dengan telapak tangan bertumpuk, telapak tangan kiri dibawah, telapak tangan kanan diatas, dan ibu jari dipertemukan / disentuhkan agar menyambung energi tubuh bagian kiri dan kanan, pejamkan mata, dan rilekskan seluruh bagian tubuh, pejamkan mata, dan mulai bernafas secara alami tanpa ditarik (hisap) ataupun didorong (hembus).. Setelah secara fisik sudah siap, maka secara mental / pikiran serta emosi mulai bisa disiapkan, dimulai dengan menyiapkan pikiran yang positif bahwa meditasi ini adalah untuk berlatih pikiran harmonis, menyehatkan badan, dan melepaskan reaksi buruk dari memori, lalu dilanjutkan dengan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing, lalu dari dalam dada / jantung rasakan perasaan cinta kasih dan rasakan cinta kasih ini meluas seluas-luasnya melingkupi badan sendiri – ruangan meditasi – bumi dan alam semesta seluas-luasnya.. dan meditasi bisa dimulai seperti model berikut.. 🙂

sit and be happy

Ditekankan juga bahwa tapabrata meditasi ini adalah meditasi kesehatan yang dilakukan dalam keadaan tubuh rileks, sehingga tidak perlu menghisap ataupun menghembuskan nafas secara aktif, biarkan sistem bawah sadar yang melakukan nafas masuk-keluar sebagaimana seperti biasanya ketika kita ingin berbaring tidur pada malam hari, hanya saja kita sadari dengan kelembutan hati bahwa nafas kita masuk-keluar apa adanya.. jadi fokus ada pada nafas masuk-keluar secara alami di hidung dan lembut tetapi dengan pikiran sadar (tidak melamun), bagaikan memperhatikan pasang-surut gelombang air laut yang selalu datang silih berganti di badan kita, tidak memikirkan masa depan dan memikirkan yang sudah berlalu, be here and at present.. dan yang terpenting adalah tetap mempertahankan kelembutan hati dan cinta kasih di pikiran ketika kita melamun dan kembali melanjutkan konsentrasi alami di nafas tanpa ada rasa negatif (rasa sebal, menghukum diri, marah dsb), lupakan kesalahan melamun tersebut dan lanjutkan berfokus nafas dengan cinta kasih dan kelembutan hati.. ketika kita awal-awal lakukan latihan ini maka 15 menit – 30 menit bisa saja berlalu.. akhiri dengan ucapan dalam hati ‘semoga semua hidup berbahagia’ 3x yang bertujuan menguatkan kelembutan hati dan cinta kasih..

Lalu di akhir hari H-2 dan H-3 diberitahukan bahwa pada umumnya banyak reaksi bawah sadar yang muncul sebagai rasa sakit yang muncul di sekujur tubuh atau memori tidak menyenangkan yang muncul di pikiran. Apabila banyak menyimpan ketidakseimbangan dibawah sadar maka di 3 hari pertama ini reaksi buruk (rasa sakit dan memori buruk) akan muncul dan peserta meditasi tetap diharapkan untuk menyadarinya dengan penuh cinta kasih..

Kemudian di setiap harinya, selain berisi ceramah tentang meditasi juga ada beberapa ceramah pemahaman tentang kesehatan manusia, diantaranya adalah tentang susunan energi yang membentuk tubuh manusia, susunan tubuh manusia seutuhnya, pintu pikiran yang dapat mempengaruhi tubuh manusia.. saya akan coba mengingat dan menuliskan ulang ulasannya secara garis besar, semoga tepat dan bermanfaat..

* Susunan Energi yang Membentuk Tubuh Manusia

Dalam penjelasan meditasi ini, dijelaskan bahwa tubuh manusia dari bayi hingga dewasa disusun atas beberapa sumber energi, yaitu :

1. Genetik — bahwa setiap individu mendapatkan energi awal / energi bawaan asal dari peleburan sel ovum dan sel sperma kedua orang tua, energi awal ini bersifat unik dan berbeda-beda, dan akan mempengaruhi kekuatan fisik serta perkembangan pikiran individu yang bersangkutan. Energi genetik ini hanya bersifat potensi, dan sayangnya banyak disia-siakan oleh individu ybs dengan cara hidup yang tidak baik dan menguras energi genetik yang telah dimiliki..

2. Makanan — kalau hal ini sudah jelas, dalam sehari rata-rata manusia saat ini makan total sekitar 1.5kg bahan makanan, minum sekitar 2kg air, dan membutuhkan 13,5 kg udara untuk mendukung semua metabolisme sel-sel tubuh..

3. Suhu / Temperatur — hal ini mungkin terdengar aneh karena kita tidak terlalu merasakan dampaknya di iklim tropis Indonesia, tetapi tubuh manusia / sel-sel tubuh yang tidak dilatih tidak memiliki kekuatan untuk bertahan hidup di suhu ekstrim dingin atau panas tanpa perlindungan.. perubahan temperatur yang mendadak juga sering mengakibatkan goncangan pada tubuh, gangguan pada sel-sel reproduksi, sel-sel pencernaan, hingga bisa mengakibatkan kematian secara keseluruhan.. rata-rata kita yang hidupnya nyaman lupa memperhatikan ini dan take-it-for-granted..

4. Pikiran — tentu kita familiar dengan istilah ‘menguras tenaga dan pikiran’, atau ‘letih pikiran’, yang mengakibatkan sistem kesehatan tubuh menurun dan tidak optimal.. secara teori kita sudah tahu pikiran baik membantu badan kita sendiri, sebaliknya pikiran buruk membunuh kita.. saat kita sakiti orang lain kita sakiti badan kita sendiri, tetapi banyak individu yang tidak sadar akan kondisi pikiran yang dialaminya..

5. Perbuatan — perbuatan ini bersifat sebagai gerbang terakhir atau buah dari pikiran baik atau buruk yang dilakukan seseorang, energi perbuatan ini akan menguatkan semua pikiran baik dan buruk yang dilakukan melalui ucapan ataupun laku, dan bila tidak disadari dan disalahgunakan bisa sangat merusak tubuh karena rasa-rasa negatif seperti rasa bersalah ataupun rasa membenci diri sendiri bisa menghantui atau bersemayam dalam hidup seseorang seumur hidupnya, membunuh sel-sel darah, penyakit mudah muncul, dan wajah cepat menua.. sebaliknya juga demikian, tubuh bisa menjadi sehat dengan getaran ucapan atau laku yang baik..

* Susunan Tubuh Manusia

1. Badan Kasar — badan fisik kasat mata di depan cermin, terdiri dari organ-organ fisik yang bisa diraba..

2. Badan Meridian — badan aliran energi yang terdapat di pembuluh darah manusia dan menghubungkan seluruh organ dalam tubuh, konsep ini sangat dipakai dalam dunia akupuntur dan didasarkan pemahaman bahwa setiap organ / bagian tubuh memiliki kondisi optimum seimbang serta fungsi yang berbeda-beda, antara panas-dingin, antara kering-basah, antara Yin-Yang dalam tubuh.. ketidakseimbangan aliran energi serta hambatan energi di badan meridian ini akan tampak pada badan kasar dan sebaliknya penyalahgunaan badan kasar mempengaruhi badan meridian.. badan meridian sering diilustrasikan dengan istilah sebagai Badan Kawat..

Ilustrasi Tubuh Meridian

3. Badan Cakra — tubuh getaran energi yang berada di dalam manusia, sering digambarkan dengan adanya 7 titik utama sepanjang tulang belakang manusia hingga ke kepala (cakra dasar – cakra seks – cakra ulu hati / solar plexus – cakra dada – cakra tenggorokan – cakra kepala – cakra mahkota). Getaran sekujur tubuh ketika sedang berdoa atau mendapatkan eyes-opening-experience misalnya adalah getaran yang mengalir di badan cakra ini.. Getaran dari titik-titik utama cakra ini juga akan mempengaruhi organ-organ tubuh fisik yang ada disekitarnya. Badan cakra sering diilustrasikan dengan istilah sebagai Badan Vibrasi..

Ilustrasi posisi cakra dan organ

4. Badan Mental — tubuh halus yang berisikan pikiran-pikiran sadar atau bawah sadar yang tersimpan sebagai memori dalam tubuh manusia.. ada organ untuk melakukan fungsi indera, ada tubuh mental yang berfungsi sebagai tempat organ tersebut berdiam ~ yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ‘Landasan Indera’. Misalnya kebencian yang diarahkan dan dipancarkan dengan ekstrim ke mata bisa mengakibatkan ‘Landasan Penglihatan’ lumpuh dan seseorang menjadi kehilangan penglihatannya / kebutaan walaupun organ mata / tubuh kasar mata baik-baik saja, hal ini dikisahkan pernah terjadi pada seorang ibu Karyawati di Bali.. dan dikisahkan ada seorang gadis yang tuli karena trauma mendengar sahabat kecilnya terkurung reruntuhan gempa bumi dan terbakar hidup-hidup didepan matanya.. badan mental ini bersifat abstrak dan sulit untuk divisualisasikan.. badan mental sering diilustrasikan dengan istilah sebagai Badan Kapas..

* Pintu Pikiran Manusia

Dijelaskan terdapat 52 bentuk atau karakter pikiran yang dapat mempengaruhi tubuh manusia, terbagi dalam 3 kelompok besar yaitu pikiran buruk (14 macam), pikiran netral (13 macam), dan pikiran baik (25 macam). Pembahasan lebih ditekankan pada pikiran-pikiran buruk dimana karakter dampak negatif yang ditimbulkan berbeda-beda, terdiri dari Blok Energi (Kebodohan, Liar, Kurang Ajar, Gelisah); Energi Panas (Marah, Benci/Dendam, Iri Hati, Khawatir); Energi Dingin (Kemelekatan, Kesombongan, Kekikiran); dan Kelompok yang mengikuti Energi Panas dan Dingin (Malas, Ragu-ragu, Letih). Untuk contoh kasusnya dikisahkan seorang ibu yang selalu rutin setiap tahunnya menjalani operasi miom (tumor dinding rahim) yang belakangan diketahui karena kemelekatannya pada boneka yang telah dilakukannya sejak remaja, sedemikian hingga tidak seorang pun boleh menyentuh boneka-boneka miliknya. Contoh kasus lainnya terjadi di Bali dimana seorang pemuda 32 tahun berbaring di rumah sakit dengan keluhan mengalami pengeroposan tulang, ternyata pemuda ini memiliki sifat pendendam yang berlebihan. Pikiran manusia sangat mempengaruhi kondisi tubuh fisik, dan manusia memiliki kekuatan untuk memilih pikiran netral, buruk, ataupun baik dalam menjalani hidupnya.

Berulang kali dijelaskan bahwa salah satu hasil dari latihan H-1 hingga H-3 ini adalah semakin sensitifnya tubuh serta timbulnya rasa sakit di sekujur tubuh untuk melepaskan segala ketidakseimbangan yang ada dalam seluruh tubuh manusia, baik disebabkan oleh tubuh fisik yang tidak baik, ataupun disebabkan oleh memori bawah sadar yang bisa tiba-tiba muncul saat bermeditasi..

Personal Story di hari H-1 hingga H-3

Tulisan ini saya buat dengan 2 sudut pandang agar tidak membingungkan dalam membacanya, yaitu bagian realita yang menceritakan secara kilas balik apa saja yang terjadi dan personal story yang menceritakan sudut pandang saya secara pribadi menyikapinya. Ok, Kali ini saya coba berbagi cerita dari sudut pandang pribadi mengenai hari H-1 hingga hari H-3.

Kesadaran saya memang ternyata sedikit tipis pada pagi hari tetapi tidak saya sadari selama beberapa hari pertama, tetapi kemudian saya sadari. Jadi dengan kesadaran saya menyadari ketidaksadaran saya.. 🙂 saya berpikir mungkin karena jam tubuh biologis saya masih terbawa dengan suasana istirahat di pagi hari seperti yang selama ini saya lakukan, sehingga pada awalnya setiap meditasi dini hari dan pagi hari pikiran saya masih mudah melamun atau tidak terlalu kuat. Hal ini kemudian berhasil saya atasi dengan cara melakukan meditasi dengan sedikit membuka mata dan fokus rileks menatap jauh ke depan, cara ini efektif tetap menjaga pikiran saya dari lamunan indah di pagi hari..

Latihan di H-1 hingga H-3 ini lebih ditekankan pada konsentrasi napas yang bertujuan melatih sifat sebagai observer / pengamat dalam kehidupan; merasakan karakter napas yang bertujuan meningkatkan kesadaran diri individu; dan mengikhlaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada nafas dengan tujuan melatih kebijaksanaan diri dengan cara tidak melekat pada suatu kondisi yang diinginkan, bahwa segala sesuatunya selalu berubah atau tidak kekal (annica).. Tentu saja latihan-latihan tersebut sangat bermanfaat bagi banyak orang pada umumnya, namun bagi saya secara pribadi hal ini tidak terlalu berdampak banyak karena memang saya sudah melakoni tujuan-tujuan latihan yang dimaksud dalam kehidupan sehari-hari.. Tetapi saya berpikir mungkin saja akan ada kejutan lain menanti, dan lagipula sudah terlanjur mengikuti maka mari ikuti hingga selesai dengan hati iklhas dan lapang, hehe..

Begitu pula soal rasa sakit menyiksa yang katanya bisa muncul tiba-tiba di beberapa bagian tubuh saat meditasi , selama tiga hari ini saya tidak merasakan rasa sakit selain kesemutan pada saat duduk bermeditasi. Mungkin tidak ada ketidakseimbangan fisik-energi-emosi-memori yang besar, atau ada faktor lainnya yang saya tidak tahu tetapi saya cukup bingung dan penasaran apa iya terjadi rasa sakit menyiksa itu ? (namun rasa sakit yang muncul ini dibenarkan oleh para peserta tapa lainnya pada saat hari terakhir tapabrata..) Jadi dari ketiga hari pertama ini, sesi duduk tenang bermeditasi kurang memberikan kesan emosi yang kuat, sehingga yang paling saya nanti-nantikan justru malah sesi ceramahnya, karena berisikan beberapa konsep dan insight baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya.. ibarat tahu praktik tetapi tidak teori, kali ini saya mendapatkan gambaran penjelasan terhadap beberapa konsep yang telah saya jalani / melakoni..

Deskripsi tentang susunan tubuh manusia cukup menarik bagi saya, terutama karena dijelaskan bahwa Indonesia cukup beruntung mengeal ke 4 tubuh badan manusia tersebut secara lengkap, karena kita mendapatkan pengetahuan tentang tubuh cakra dari India melalui kerajaan-kerajaan hindu kuno di nusantara, dan juga mendapatkan pengetahuan tentang tubuh meridian dari hubungan dengan kerajaan Cina dimasa lampau.. sehingga orang India bahkan hingga ke tingkat guru spiritual hanya mengenal 3 tubuh (tanpa tubuh meridian), dan orang Cina hanya mengenal 3 tubuh juga (tanpa tubuh cakra).. Indonesia mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh yang merupakan gabungan dari A dan dari B.. dan dalam hati saya berpikir 1) beruntung juga saya bisa bertemu dengan orang yang menyadari hal ini dan berpikir kalau begitu potensi untuk belajar mendalami bidang-bidang seperti ini ternyata sangatlah baik di tanah air, hehe.. 2) dan mungkin begitu juga dengan agama, tanpa kita sadari Indonesia yang sangat beragam agama ini memberikan kesempatan sangat besar untuk memahami kebenaran dengan lebih utuh / komplit tentang divinity, dan memang hal tersebut juga terjadi pada kehidupan saya.. so what a blessing to be here in Indonesia, or are we knowing this good potential chance chose to be born in this country from very beginning.. 😉

From A and From B

Deskripsi tentang tubuh meridian ~ di tapa 7 hari ini kami juga ada beberapa sesi latihan olahraga kesadaran dan olahraga gerak dengan olah nafas yang bertujuan untuk melancarkan energi pada tubuh meridian, dikatakan oleh pengajar bahwa dia mendapatkan tiga gerakan olahraga ini langsung dari seorang guru Nei Kung / NeiGong di Cina dekade silam (Nei Kung is an internal system of Chi Kung, employing slow, deep breathing and requiring a relaxed physical stance and mental attitude). Yang paling menarik adalah gerakan-gerakan menarik nafas-tahan nafas-hembus nafas di tapa brata ini sangatlah serupa dengan gerakan-gerakan olahraga pernafasan Hawa Prana yang dahulu selalu saya lakukan secara intensif dengan kawan-kawan semasa SMU, membuat saya sejenak mengenang masa lalu dan melakukan kilas balik dengan tersenyum. Waktu dahulu tentu saja kami melakukan gerakan-gerakan tersebut tanpa terlalu tahu pemahaman konsep mendalamnya, namun tetap merasakan efek positifnya yaitu sekujur tubuh terasa segar sekali, terasa aliran energi dalam tubuh mengalir dengan baik. Kemudian baru pada tapa ini saya menyadari kalau gerakan-gerakan olahraga nafas ini memiliki jebakan bagi para praktisi pemula, yaitu apabila tidak dilakukan dengan kesadaran mengamati jalur otot/pembuluh darah/energi yang terjadi dari telapak tangan menuju lengan menuju badan menuju kepala maka gerakan-gerakan ini hanya akan menjadi gerakan senam otot belaka.

Deskripsi tentang badan cakra ~ saya telah mengetahui dan merasakan sebelumnya tentang titik-titik cakra ini, tetapi kali ini mendapat kesempatan untuk merasakan lebih dalam lagi.. pada tapabrata ini sungguh terasa getaran-getaran di tempat-tempat yang lebih spesifik (misal di tengah tenggorokan, antara pusar dengan organ kelamin), rasanya seperti ada pusat titik energi yang bergetar atau berputar, entahlah karena hanya bersifat perasaan di dalam tubuh jadi hanya deskripsi abstrak.. memang dalam bahasa aslinya, cakra berarti ‘‘Wheel of spinning Energy’ / cakram energi.. terakhir kali saya merasakan dengan intens adalah ketika olah batin di Jawa Tengah tahun 2012, berikut cuplikannya dari note tahun 2012 (dibawah ini), dan situasi yang kondusif di tapabrata kali ini membuat saya bertekad ingin mencoba ‘mengakses’ dan merasakannya lagi..

Tahun 2012 ~ (ada pengalaman unik disini, saat itu saya mencoba untuk duduk tenang dengan penuh kesadaran dan mencoba ‘mengakses’ ke dalam diri, selama 1/2 jam.. ketika duduk dengan hening, perlahan2 saya merasakan aliran energi yang mengalir.. dari bagian bawah tubuh, terus naik ke atas, dan bermuara di bagian paling atas kepala, ubun2.. ya, persis disekitar tempat cakra ‘itu’ berada.. bagian itu terasa penuh dengan energi, seakan2 seluruh energi dalam tubuh berkumpul disana, seperti ada setruman yang mendesak-desak untuk mengalir keluar.. belum pernah sebelumnya saya merasakan sensasi ini, sebelumnya saya hanya merasakan aliran kuat dari sekitar dada (jantung) sewaktu mendapatkan pemahaman yang melepaskan diri dari hambatan emosional, dan dari sekitar tengah alis ketika mencoba untuk duduk dengan tenang dan hening, kali ini sensasi pengalaman nya cukup unik, aliran energi yang menuju ke puncak kepala.. ketika saya selesai pun ubun2 rasanya masih terasa adanya getaran dan kumpulan energi.)

Deskripsi tentang tubuh mental yang halus ini juga sangat menarik, dan juga terdapat ketika saya mempelajari Kashmir Shaivism ~ sebuah ajaran kuno dengan bahasa Sanserkerta / Sanskrit yang berasal dari lembah Khasmir di dataran India. Misalnya dalam Kashmir Shaivism dalam tubuh manusia dibedakan antara organ penglihatan / mata sebagai ‘caksu’, lalu elemen penglihatan sebagai ‘rupa’, lalu adanya ‘rupa tanmantra’ sebagai residence of form/visual, yang tentu saja dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sangat serupa dengan ‘Landasan Penglihatan’. Sebelumnya saat mempelajari Khasmir Shaivism saya sedikit memahami tetapi belum mendalam, tetapi ketika mendengar penjelasan serupa mengenai badan mental di tapabrata ini membuat saya memiliki sebuah pemahaman teori sementara. Ini hanyalah pemikiran saya pribadi yang hanya bersifat rekaan sementara yang bertujuan lebih memperkuat pemahaman mengenai ‘Landasan Indera’ ini. Saya sekarang memahami bahwa proses penglihatan bisa terjadi secara normal apabila organ mata (organ penerimaan sensasi visual) – jalur organ mata ke otak (jalur pengiriman sinyal visual dari luar ke dalam) – otak bagian penglihatan (pusat pemprosesan sensasi visual) seluruhnya dalam kondisi baik dan tidak ada masalah di ketiga bagian tersebut. Ketika kita memiliki emosi negatif yang berlebihan / ekstrim, baik kebencian maupun goncangan trauma, bisa saja mengakibatkan terjadinya malfunction / gangguan tidak sebagaimana mestinya pada sel-sel bagian dalam tubuh, yaitu di jalur syaraf menuju otak atau di bagian otak itu sendiri, sehingga proses penginderaan bisa saja tidak terjadi walaupun organ indera dalam kondisi baik..

Yang paling menyulitkan dari fenomena-fenomena ini, baik segala sesuatu yang terjadi di badan meridian – badan cakra – badan mental adalah kejadian ini sulit untuk dibuktikan dalam ilmu pengetahuan dan dianggap sebagai ilmu tanpa dasar, karena rata-rata bersifat subjektif atau dalam skala kecil disekitar lingkungan orang yang kita kenal saja, sehingga apabila belum mengalami sendiri atau belum membuktikan sendiri, seseorang yang terpaku atau memiliki kekakuan terhadap science akan terasa sangat sulit mempercayai konsep-konsep kuno ini..

OK lanjut, kali ini mengenai pintu pikiran netral~positif~negatif, tentu saja kita tahu pikiran buruk menghancurkan badan kita secara literally dan pikiran baik membuat kondisi tubuh kita dan hidup kita menjadi lebih baik, sehingga orang-orang akan didorong untuk menahan pikiran buruk dan tertarik pada pikiran baik. Ajaran agar seorang manusia menahan / membuang pemikiran buruk dan menumbuhkan pemikiran baik saya rasakan sesuai bagi sebagian besar orang dan tentu saja baik, namun saya memahami ini hanya bersifat di permukaan dan saya sebut sebagai Common Wisdom (kebijaksanaan pada umumnya). Mengapa demikian ? karena saya mengetahui dan mengalami bahwa common wisdom ini tidaklah bersifat mendalam dan mengakar, pemahaman kebijaksanaan ini hanyalah di permukaan atau menengah. Dengan Common Wisdom, seorang manusia bisa melalui berbagai rintangan emosi dalam hidupnya dan terlihat baik-baik saja, hanya saja rintangan emosi yang akan berhasil dilalui adalah rintangan yang ringan-sedang. Common Wisdom hanyalah bersifat memperkuat atau mempertebal dinding hati dan pikiran, namun pertahanan ketenangan batin ini akan luluh lantak saat tembakan besar terjadi (kejadian yang sanggup mengakibatkan trauma besar atau emosi negatif atau godaan besar yang ekstrim).. Cara sejati untuk menghadapi tembakan besar adalah bukan dengan cara menahannya atau membendungnya, karena alam semesta selalu penuh dengan kejutan dan seringkali menghadirkan kekuatan yang di luar bayangan manusia, tetapi dengan cara membiarkan tembakan besar itu menembus batin kita sehingga batin kita bagaikan udara bening yang tidak bisa ditembak.. saya sadari leluhur kita sudah memahami filosofi ini dan menggunakan prinsip kerja fundamental serupa yang hadir dalam seni beladiri Tai Chi atau Aikido, yaitu tidak menahan energi yang datang tetapi membiarkan energi yang datang melalui badan kita dan memanfaatkannya untuk kebaikan kita.. Akan tetapi, cara mentransformasi pikiran dan batin di luar Common Wisdom ini sangatlah sulit karena sudah melampui baik dan buruk, bahwa sejatinya keburukan itu sendiri adalah kebaikan, dan vice -versa atau begitu juga sebaliknya, bahwa hal ini diilustrasikan dalam logo seimbangnya hitam dan putih Yin-Yang yang sangat terkenal.. pemahaman ini saya sebut sebagai ‘Transcending Wisdom’ (kebijaksanaan yang melampaui).. mengenai pemahaman pikiran buruk dan emosi buruk ini sempat saya uraikan secara sederhana dalam tulisan lama 5 tahun lalu di tahun 2011 yang berjudul ‘the wisdom of pain’ (https://handokoluo.wordpress.com/20…).. apabila saya berbicara dengan orang lain, tentu saja saya akan membicarakan dan menyarankan mengenai Common Wisdom terlebih dahulu, yang lebih mudah diterima oleh norma umum dibandingkan dengan Transcending Wisdom yang mudah disalahpahami dan sedikit diluar nalar baik-buruk..

all the life

Realita H-4 dan H-5

Dijelaskan bahwa tiga hari pertama H-1 hingga H-3 adalah babak persiapan dan pada Hari H-4 dan H-5 adalah babak eksekusi. Tiga hari pertama para peserta tapa dikondisikan agar memiliki kemampuan berkonsentrasi, kesadaran mengamati, dan keikhlasan dengan lembut, sehingga teknik meditasi yang akan diajarkan pada hari H-4 dan H-5 akan memiliki hasil yang maksimal. Selepas dari babak persiapan tubuh, para peserta tapa mulai dijelaskan tentang beberapa hal yang semuanya bertujuan untuk mengaktifkan self-healing.

* Proses Munculnya Energi Baik dan Buruk Dalam Tubuh

Pada tapabrata 7 hari ini dijelaskan bahwa penjelasan ini adalah yang terpenting karena tanpa pemahaman inti ini maka segala persiapan tubuh di tiga hari pertama tidak akan banyak bermanfaat untuk menyehatkan tubuh di hari H-4 dan H-5. Pada umumnya sebagian besar manusia saat ini tidak menyadari banyak melakukan pikiran / perbuatan buruk dalam kehidupan sehari-hari, terutama pikiran / perbuatan buruk yang kecil-kecil. Hal ini dikarenakan minimnya kesadaran seseorang dan karena itu tiga hari pertama tapa berfokus pada meningkatan kesadaran para peserta tapa melalui pengamatan nafas.

diagram pikiran and energi

Saya akan mencoba menjelaskan dari pemahaman dan ingatan, semoga tersampaikan dengan baik. Diagram diatas adalah diagram yang menggambarkan bagaimana proses siklus energi yang terjadi dari pikiran manusia mempengaruhi tubuh manusia secara baik (+) atau buruk (-). Dimulai dari kotak “Badan dan Batin”, bahwa setiap manusia pastilah memiliki tubuh fisik dan batin, yang terdiri dari “5 indera +1 pikiran” dan indera serta pikiran ini melakukan “Kontak” (sensing atau pertukaran informasi dengan dunia realita) yang pada akhirnya akan menimbulkan “Sensasi” dalam tubuh yang dirasakan sebagai sesuatu yang enak (menyenangkan), netral (biasa saja), tak enak (tidak menyenangkan). Misalnya ‘indera’ telinga melakukan ‘kontak’ mendengar alunan musik yang indah yang menimbulkan ‘sensasi’ enak dalam tubuh, atau mendengar hentakan gemuruh badai yang menimbulkan ‘sensasi’ tidak enak dalam tubuh, dari sini kuncinya adalah bagaimana kita bereaksi terhadap sensasi yang muncul di tubuh kita, reaksi yang dilakukan ini berasal dari pikiran kita sehingga seorang manusia yang bebas berpikir bisa bereaksi dengan 3 karakter, yaitu netral, buruk, atau baik. Apabila bereaksi dengan pikiran buruk maka energi buruk ini akan tercipta, begitupula sebaliknya apabila bereaksi dengan pikiran baik maka energi baik akan tercipta. Energi buruk atau Energi Baik ini akan diteruskan pada energi tubuh manusia yang terdiri dari “Pikiran-Makanan-Perbuatan-Temperatur”, dan energi ini akan mempengaruhi “Badan dan Batin” individu yang bersangkutan, dan siklus ini akan berulang. Sehingga apabila reaksi kita menimbulkan energi buruk secara terus-menerus maka energi buruk ini akan terakumulasi / terkumpul pada energi badan manusia dan mempengaruhi kondisi badan fisik menjadi tidak sehat. Sebaliknya demikian juga apabila reaksi kita menimbulkan energi baik secara terus-menerus maka energi baik ini akan terakumulasi / terkumpul pada energi badan manusia dan mempengaruhi kondisi badan fisik menjadi sehat. Maka dari itu sangatlah penting untuk meningkatkan kesadaran dan meminimalkan kecenderungan untuk melakukan reaksi buruk serta dengan kesadaran memilih reaksi baik atas segala sensasi yang diterima oleh indera dan pikiran kita.

Masalah utama yang sering terjadi adalah begitu banyaknya orang yang tidak sadar bahwa 1) kita secara terus-menerus tanpa sadar melakukan reaksi buruk atas segala informasi yang diterima oleh indera dan pikiran kita sehingga mengakibatkan kita menyakiti diri sendiri, dan terkadang sulit juga disadarkan oleh orang lain.. 2) kita memiliki kuasa penuh untuk mengubah keadaan dengan kesadaran yang dimiliki untuk memilih melakukan reaksi baik atas segala informasi yang diterima oleh indera dan pikiran kita, dan dengan demikian terjadi siklus energi positif yang bermanfaat bagi badan dan batin kita..

Baik, semoga penjelasan di atas tidak membingungkan. Setelah memahami penjelasan tersebut, para peserta memulai sesi praktiknya dengan menerapkan pikiran yang positif dalam teknik meditasi memeriksa badan sendiri.

* Praktik Meditasi Self-Healing

Inilah bagian meditasi kesehatan yang sesungguhnya. Sebelum memulai panduan praktik meditasi ini, kondisi badan diharapkan sudah dalam keadaan yang sensitif karena gaya hidup yang sehat serta pikiran harmonis yang secara terus-menerus telah dilatih selama tiga hari pertama. Pikiran harmonis yang dimaksud adalah :

1) konsentrasi napas yang bertujuan melatih sifat sebagai observer / pengamat dalam kehidupan;

2) merasakan karakter napas yang bertujuan meningkatkan kesadaran diri individu;

3) dan mengikhlaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada nafas dengan tujuan melatih kebijaksanaan diri dengan cara tidak melekat pada suatu kondisi yang diinginkan, bahwa segala sesuatunya selalu berubah atau tidak kekal (annica)

Pikiran harmonis ini kemudian digunakan untuk merasakan bagian tubuh bagian demi bagian. Ketika kita duduk bermeditasi dengan tekad kuat dan memejamkan mata, tenangkan pikiran dahulu beberapa menit, lalu setelah itu kita bisa gunakan pikiran harmonis ini untuk merasakan salah satu bagian tubuh, lalu kemudian pindah ke bagian tubuh lain, dan seterusnya..

Ketika bermeditasi, diarahkan untuk melakukan scanning dengan pikiran ke bagian tubuh sesuai urutan dan dengan cara berpindah melompat (bukan ditarik / digeser) karena dalam tubuh ada beberapa organ yang memiliki aliran energi berbeda-beda, dikhawatirkan apabila perpindahan energi pikiran ini dilakukan dengan cara ditarik akan melawan aliran energi alami salah satu organ tubuh.. Peserta tapa kembali diingatkan selalu bahwa sensasi apapun yang muncul ditubuh (baik enak ataupun tidak enak) harus ditanggapi dengan reaksi pikiran yang baik/positif, kelembutan, dan keikhlasan.

Rincian tahapnya adalah sebagai berikut :

1) Kondisikan badan agar rileks seluruhnya, posisi duduk benar-benar rileks, lalu seluruh ketegangan juga dilepaskan, pejamkan mata..

2) Berdoa sesuai keyakinan masing-masing dan kembangkan getaran kelembutan dan cinta kasih (bisa dengan ucapan ‘semoga semua hidup berbahagia’) dalam dada berulang kali dan seluas-luasnya hingga meliputi bumi..

3) Sejenak perhatikan nafas masuk dan keluar dengan setenang-tenangnya tanpa diatur, setelah benar-benar damai dan tenang, proses merasakan badan bisa dimulai. Masing-masing bagian badan bisa dirasakan selama 10-20 detik.

Untuk memudahkan membayangkan, saya telah membuat visualisasi sederhana atau penggambaran urutan scanning tubuh seperti gambar di bawah ini

Aliran Pikiran Meditasi Kesehatan

Kita mulai, urutannya : Kepala – leher – [BAGIAN A] bahu kanan – lengan atas – lengan bawah – tangan – kembali ke lengan bawah – lengan atas – bahu kanan – pangkal leher – [BAGIAN B] bahu kiri – lengan atas – lengan bawah – tangan – kembali ke lengan bawah – lengan atas – bahu kiri – DADA – PERUT – organ kelamin – [BAGIAN C] paha kanan – betis – telapak kaki – betis – paha kanan – organ kelamin – [BAGIAN D] paha kiri – betis – telapak kaki – betis – paha kiri – [BAGIAN BELAKANG] pantat – punggung bawah – punggung tengah – punggung atas – leher – kepala – mengulangi siklus kepala – leher – BAGIAN A-B-C-D dan seterusnya..

Panduan bermeditasi :

*) Bila nafas terasa pendek atau berat, kembalilah ke merasakan nafas dan setelah tenang kembali baru dilanjutkan proses merasakan badannya..

*) Bila melamun, dengan pikiran harmonis segera kembali ke proses merasakan badan tanpa mengulang dari awal..

*) Bila muncul sakit di tempat yang lain, usahakan perhatian tidak teralihkan dan tetap mengikuti urutan merasakan badan bagian demi bagian..

Setelah melakukan scanning yang bersifat luar dan umum ini, para peserta tapa melanjutkan meditasi di hari ke-5 dengan cara yang lebih detil lagi yaitu satu per satu merasakan bagian tubuh dari dalam dan juga organ tubuh serta titik-titik cakra di seluruh tubuh.. inilah pemeriksaan yang komplit, dan ketika kita bermeditasi dengan tekun, sungguh-sungguh, dan perlahan-lahan dengan penuh cinta kasih, kita membuat energi baik dan energi baik ini paling mudah masuk ke badan cakra, kemudian ke badan kasar, maka efeknya dapat sangat menyembuhkan diri sendiri / terjadi self-healing..

Kaitan 7 Cakra dengan penyakit di tubuh :

1) Cakra dasar — yang berhubungan dengan tulang, otot, dan ginjal. Misalnya rematik, asam urat

2) Cakra seks — yang berhubungan dengan reproduksi. Misal penyempitan rahim, benjolan payudara, pembengkakan prostat

3) Cakra solar plexus — yang berhubungan dengan organ dalam perut (empedu, usus, hati, lambung, dsb)

4) Cakra dada — berhubungan dengan dada dan seluruh tubuh, seperti jantung, paru-paru, kulit yang awet muda / cepat tua

5) Cakra tenggorokan — yang berhubungan dengan tenggorokan, termasuk kelenjar tiroid

6) Cakra kepala — memimpin 5 cakra lainnya (no1-5 di bawah), juga berhubungan dengan seluruh isi kepala dan sistem hormon dalam kepala

7) Cakra mahkota — bersama cakra kepala memimpin 5 cakra lainnya, berhubungan dengan hormor keseimbangan tubuh dan kortek yang berhubungan dengan memori

*. Penyebab Penyakit dan Penyembuhan Holistik

Pada dasarnya ada penyakit yang disebabkan oleh energi kasar ~ yang dapat disembuhkan dengan bantuan dokter dan obat-obatan, dan disebabkan oleh energi halus ~ yang lebih mudah diatasi dengan meditasi. Penggabungan kedua cara penyembuhan ini disebut dengan penyembuhan holistik.

Penyebab penyakit yang bersifat energi kasar dapat dikarenakan : Genetik, Makanan (salah pola makan, keracunan, malnutrisi, dsb) , Temperatur (perubahan suhu mendadak, dsb). Sedangkan penyebab penyakit yang bersifat energi halus antara lain :

*) Pikiran / Memori — trauma besar di pengalaman masa kecil dapat dengan mudah mengendap dalam tubuh dan menimbulkan reaksi fobia / ketakutan berlebihan pada suatu benda tanpa kita sadari, walaupun kita tahu benda tersebut tidak berbahaya, misal kapuk atau janur.. Hal ini terjadi pada seorang guru wanita di Bali berusia 60 tahun yang memiliki ketakutan pada janur sesajen / banten Bali. Lalu saat bermeditasi diketahui bahwa sewaktu berusia 6 tahun dia terpaksa mengerjakan banten Bali dengan penuh rasa benci karena dipaksa oleh ibunya walaupun dia sangat ingin bermain dengan teman-temannya saat itu.

*) Perbuatan — banyak perbuatan tidak baik yang seharusnya dihindari dan menimbulkan energi tidak baik ke tubuh.. Misalnya, perbuatan yang disertai dengan kemarahan/kebencian akan menimbulkan energi panas yang merusak badan dan sanggup membuat tulang rapuh/keropos, perbuatan yang disertai keserakahan berlebihan (termasuk korupsi dan mencuri) menimbulkan energi dingin yang menciutkan badan / organ tubuh, perbuatan yang disertai sifat liar (melanggar norma / janji seperti berselingkuh / berzina) akan menimbulkan rasa bersalah, dan lain sebagainya..

*) Benda mati (seperti radiasi elektromagnetik HP yang berlebihan, virus, dsb), dan Makhluk Hidup (seperti emosi negatif dari lingkungan kerja yang tidak baik, dsb)..

Personal Story di hari H-4 hingga H-5

Mari kita istirahat sejenak sebelum kita lanjutkan ceritanya.. silahkan tarik nafas dalam.. hembuskan pelan.. regangkan badan.. kini giliran saya bercerita kembali dari sudut pandang pribadi saya terhadap apa yang terjadi di hari ke-4 dan ke-5.. ^^

Mengenai proses siklus energi buruk dan baik yang terjadi dalam badan, tentu saja saya sudah mengetahui dan melakoninya sejak bertahun-tahun silam, termasuk kesadaran kita dapat berkuasa atas reaksi positif / negatif yang akan kita pilih sebagai reaksi atas indera dan pikiran kita.. hanya saja mungkin karena waktu yang sangat terbatas (7hari), para peserta tapa hanya ditekankan akan pentingnya menjauhi pikiran yang buruk, mendekati pikiran yang baik tanpa bisa dijelaskan dengan dalam mengapa pikiran buruk ini bisa muncul, atau darimanakah asal mula pikiran buruk ini berasal.. Tentu saja 14pikiran buruk yang dimaksudkan masih bisa dipahami dalam bahasan common wisdom.. tanpa pemahaman mendalam mengenai sebab utama / akar utama munculnya pikiran buruk, pikiran buruk ini hanya akan dipendam masuk ke dalam alam bawah sadar dan bisa sewaktu-waktu menyeruak muncul lagi ketika ada kesempatan atau momennya tiba.. Misalnya mengenai iri hati, pikiran ini sebaiknya jangan ditahan atau dihindari tetapi harus dihadapi dengan kebijaksanaan dan pemahaman mendalam, mengapa saya iri ? apa untungnya saya iri ? apa untungnya saya mendapatkan yang saya irikan ? apakah pikiran iri ini saya benar-benar kehendaki ? apakah iri hati itu ? dan ajukan berbagai pertanyaan lainnya serta cobalah temukan jawabannya satu per satu yang memberikan sinar dalam kegelapan relung hati.. niscaya setelah hal ini terjadi, maka perkara yang ada bukanlah kesulitan memilih antara reaksi dengan pikiran buruk atau pikiran baik lagi (hal ini sering membuat diri frustasi), atau mempertahankan kesadaran pikiran untuk menjauhi yang buruk dan memilih yang baik (hal ini menguras tenaga kesadaran), tetapi secara alamiah akan selalu berpikir dan bertindak yang baik karena paham akan kefanaan atau kesia-siaan berpikir buruk..

Mengenai praktik meditasi self-healing, fiuhhh… akhirnya sesuatu yang seru tiba juga, ini adalah teknik yang baru saya ketahui dan sangat menyenangkan menjalaninya.. seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya kalau saya tidak terlalu menyadari ternyata sesi tapa 7 hari ini berfokus pada kesehatan, namun pengalaman scanning tubuh ini cukup berkesan bagi saya.. kalau ditanya apa rasanya saat melakukan proses scanning tubuh, mungkin setiap orang akan berbeda-beda penjelasannya karena memang bersifat subjektif kepada individu ybs.. kalau bagi saya sendiri rasanya ada aliran gelombang energi yang mengalir atau berputar di bawah kulit (swirling) atau di seputar organ atau di dalam tubuh.. apabila saya visualisasikan dalam pikiran saya kurang lebih seperti gambar berikut aliran gelombang energinya..

aliran gelombang energi

Ini hanya sekedar share pengalaman saja, itulah yang saya rasakan dan bayangkan ketika aliran ini berputar-putar dan merambat di dalam kepala, di leher, di lengan, di telapak, di dada, di perut dsb, atau juga saat saya berfokus pada organ hati / lever, organ tersebut teasa dibungkus / diputari oleh aliran ini.. Yang paling terasa dengan jelas adalah saat saya tiba memfokuskan pikiran ke telapak kaki kanan dan kaki kiri, sekujur pembuluh darah dalam kaki terasa seperti melonjak-lonjak atau berdenyut-denyut dengan cepat, bukan 1 denyutan tetapi beberapa denyutan sekaligus di berbagai pembuluh darah dalam telapak kaki, rasanya sangat nyaman sekali seperti dipijat refleksi tetapi dari dalam kulit kaki, aneh ya..? dalam pemahaman dan pikiran saya, seluruh pembuluh darah manusia saling berhubungan, melewati organ-organ, dan bermuara di telapak kaki, sehingga bisa banyak bagian dari dalam tubuh bisa distimulasi dengan getaran-getaran lembut di telapak kaki, bayangan dalam pikiran saya adalah sebagai berikut

pembuluh darah kaki

Jadi terkadang saya suka berhenti agak lama di telapak kaki karena sensasi denyutan-denyutan berbagai pembuluh darah yang sangat nyaman ini, walaupun akhirnya tetap saja harus melanjutkan proses scanning tubuh secara menyeluruh, hehehe.. kemudian setelah melakukan proses scanning tubuh secara umum beberapa kali, saya juga coba lakukan proses scanning tubuh cakra sesuai pengarahan.. saya juga baru paham kalau titik-titik energi ini tidak hanya terasa nyaman / enak di dalam tubuh tetapi mereka juga mempengaruhi organ sekitar di seluruh tubuh, dan mungkin saja berbagai kelenjar yang ada di tubuh manusia. saya coba sisipkan kutipan yang saya dapat apa yang akan terjadi apabila tubuh cakra ini memang mempengaruhi sistem kelenjar di tubuh : “the endocrine system is important because it regulates tissue function, mood, metabolism, growth and development, sexual function and reproductive processes. It influences nearly all cells, organs and functions of the human body.”

Saya mengira-ngira proses 1x siklus scanning tubuh ini bisa memakan waktu hingga 30 menit, kalau memang begitu maka tidak heran kalau seseorang bisa duduk dengan tenang selama 30 menit atau 1 jam bahkan lebih karena memang menikmati proses yang terjadi ketika mata terpejam.. saat itu dalam benak saya bercampur antara penasaran dengan rasa kagum bagaimana seorang manusia dengan kesadarannya bisa memiliki cara untuk melakukan self-healing, bagaimana sel-sel tubuh manusia memiliki intelligence dengan caranya sendiri.. setelah menyadari akan hal ini, proses tapa selama hari H-4 dan hari H-5 ini saya jalani dengan cukup bersemangat, sebelum jeda istirahat berakhir saya sudah duduk manis di dalam ruang meditasi menunggu sesi dimulai kembali, hehe.. kadang beberapa kali saya keasikan dengan proses scanning tubuh ini dan harus terhenti karena sudah time-out atau habis waktu sesi meditasinya…

Lalu ketika hari di akhir malam hari H-5 ternyata ada sesi meditasi terbuka, yaitu sesi meditasi yang tidak dibatasi waktunya, peserta tapa dipersilahkan bermeditasi secukupnya, bahkan apabila mau bermeditasi hingga dini hari pun tidak apa-apa.. pengajar telah memberi tahu kalau sesi ini bukanlah kompetisi atau pertandingan duduk lama, namun dalam hati saya hanya ingin mengetes sejauh mana dan selama apa saya bisa mengakses ke dalam apabila tidak dibatasi oleh waktu, maka saat itu saya niatkan dengan sungguh-sungguh.. saya berpikir mungkin saja kali ini kalau ditekadkan saya bisa mengakses lagi daerah atas kepala yang seperti pengalaman tempo dahulu.. saya mulai duduk dan pejamkan mata, kemudian memulai.. kali ini seluruh proses scanning tubuh terasa lebih intens.. dan saya lakukan hingga beberapa kali siklus.. dan ketika daerah atas kepala rasanya penuh getaran-getaran serupa walau tidak sama seperti pengalaman saya tahun 2012, saat itu saya senang bisa merasakannya lagi.. lalu setelahnya saya terpikir untuk mencoba meletakkan kalung kristal amethyst ke atas kepala untuk lihat apakah ada pengaruhnya.. dan benar saja terjadi getaran-getaran / denyutan yang semakin kuat di sekitar kepala dan terutama daerah ubun-ubun.. setelah beberapa saat menikmati, saya mendapatkan beberapa visual yang tidak terlalu jelas, bukan sekedar terang-gelap namun gambar visual yang memang masih kabur dan cepat berlalu, dan saya iseng mengetes untuk mengajukan beberapa pertanyaan untuk melihat apakah keluar jawaban visualnya, beberapa pertanyaan yang saya familiar jawabannya keluar jawaban visualnya dan pertanyaan yang saya belum familiar tidak terlalu jelas jawaban visualnya, jadi saya mengira mungkin ini hanya mengambil gambar-gambar visual yang tersimpan dalam bawah sadar saya, tetapi apabila memang betul demikianpun rasanya unik sekali jikalau bisa mengakses memori visual dengan cara seperti ini, dan apakah ini cara para cenayang atau psychic itu bekerja..? barangkali saya belum terlatih melakukannya atau barangkali hanya tipuan pikiran saja, entahlah.. lalu setelah itu saya penasaran bagaimana kalau saya coba dorong seluruh pikiran dan kesadaran saya ke titik di ubun-ubun ini… dan… wuzzz.. rasanya saya seperti mendapatkan visualisasi kalau tubuh kasar saya tersedot dan berputar masuk ke dalam sebuah pusaran… saat ini terjadi dan tentu saja dalam keadaan terpejam, saya tidak dapat merasakan bagian tubuh saya dari leher ke bawah, tidak juga merasakan keberadaan kaki dan tangan, sampai saya dalam pikiran sejenak mencari dimanakah letak tangan saya.. rasanya bukan kesemutan tetapi seperti lenyap atau tidak terasa ada tangan dan kaki, hanya leher dan kepala saja yang masih terasa keberadaannya, ini pengalaman unik yang baru saya alami pertama kali.. saya berpikir apakah kali ini berarti hanya bagian atas kepala, cakra kepala dan cakra mahkota saja yang betul-betul aktif sehingga yang lainnya seperti tidak terasa..? tapi pikir saya ya sudahlah tidak apa saya coba saja kembali fokus kepada aliran pusaran ini.. sejenak saya sempat ragu tetapi saya berpikir apabila terjadi apa-apa maka saya tidak sedang sendirian dan bisa ada orang yang akan membantu, jadi saya putuskan untuk coba saja masuk ke dalam pusaran itu toh ini adalah pengalaman pertama kali.. pusaran itu bukan pusaran putih tetapi lebih ke arah titik tidak jelas dan saya bisa melihat seolah-olah tubuh saya seperti dalam kisah Gennie in the Lamp / Jin lampu yang berputar masuk ke dalam titik tersebut, atau seperti aliran vortex (atau spiral).. ilustrasinya seperti gambar dibawah ini.. tidak terjadi apa-apa hanya sensasi dan pengalaman unik saja terasa seperti tersedot perlahan-lahan, dan seluruh kepala seperti aktif berdenyut.. waktu begitu lama terasa berlalu, sampai saya merasa cukup sudah berusaha dan memutuskan untuk pelan-pelan menenangkan diri, menenangkan pikiran, dan mengakhiri sesi meditasi intensif malam itu.. saat membuka mata dalam ruangan yang remang-remang gelap, ternyata saya adalah peserta tapa yang duduk terakhir kali, dan semua orang telah pergi meninggalkan ruangan untuk beristirahat.. upsss..

vortex

Anehnya sudah duduk selama itu kaki tidak terasa kesemutan.. kemudian saya beranjak pelan-pelan sambil meredakan seluruh sisa vibrasi yang masih ada di badan dan kepala.. pelan-pelan menuruni tangga untuk sejenak ke kamar kecil atau menyegarkan muka.. saat itu ternyata semua orang sudah terlelap dan lampu beberapa dimatikan membuat suasana terasa kian larut.. saya melihat ke jam dinding perlahan dan mengamati kalau saat itu sudah mendekati jam 22.30 malam.. saya lupa tepatnya kapan sesi meditasi terbuka itu dimulai, mungkin jam 20.30 atau 20.45 karena biasanya pukul 21.15 para peserta telah beristirahat.. jadi hampir 2 jam saya duduk berhasil duduk bermeditasi, cukup terkejut juga karena tidak menyangka bisa melakukannya selama itu..

Saatnya beristirahat dan tertidur, tetapi kisah hari H-5 ternyata belum selesai.. saya merebahkan badan ke kasur jam 22.30, namun terjaga dengan sisa berbagai vibrasi di kepala yang masih terus terasa.. saya coba nikmati dan amati.. nikmati dan amati.. nikmati dan amati.. kok lama ya sensasinya reda.. akhirnya saya pasrahkan saja barangkali bisa membantu menidurkan tubuh.. pasrahkan rileks.. pasrahkan rileks.. pasrahkan rileks.. ternyata tetap saja vibrasi di kepala ini tetap aktif, saat itu denyut jantung bisa terasa sampai atas kepala.. wah gawat ini tidak bisa tidur pikir saya, sudah berasa lama ini tidak tertidur dan tidak terasa letih.. akhirnya saya keluar dari kamar dan mengamati sudah jam 00.30.. wah 2 jam berlalu hanya berbaring saja di kasur.. ^^’ lalu saya menyeduh air jahe hangat dengan gula merah, pergi ke balkon di lantai atas untuk menikmati semilir angin tengah malam untuk mendinginkan tubuh dan kepala.. segar juga rasanya angin dingin di kaki gunung pada malam tengah hari membalut tubuh, ada suara keras tenggeret dari pepohonan sekitar, jangkrik yang saling sahut-menyahut, serta gonggongan anjing menggema berulang di kejauhan.. langit malam cukup berawan tetapi menyisakan pemandangan indah bulan malam hari dan beberapa bintang dapat terlihat.. di kejauhan bukit dan gunung membentuk bayangan hitam.. beberapa rumah dan perumahan di kejauhan juga membentuk cahaya kerlap-kerlip malam hari.. deskripsi-deskripsi ini hanya menunjukkan begitu aktifnya otak / kepala pada malam hari itu, seakan kesadaran masih penuh dan aktif merasakan.. tarik nafas.. hembuskan nafas.. nikmati alam sekitar.. seruput demi seruput tidak terasa pelan-pelan air jahe panas telah habis hingga tetes terakhir dan saya hanya memegang gelas kosong.. baiklah saya lebih baik turun saja dan coba berbaring lagi barangkali sekarang bisa tertidur, dan ternyata… saya sukses terjaga lagi *tepuk jidat*.. mengulangi siklus seruputan air jahe panas di balkon untuk kedua kalinya sendiri di keheningan malam.. saya sungguh tidak meyangka meditasi terbuka itu bisa mengakibatkan kepala terjaga seperti ini.. saat terakhir kali melihat jam dinding sebelum kembali memutuskan untuk ke kamar dan berbaring lagi, waktu sudah mendekati pukul 02.30 pagi.. sementara para peserta akan dibangunkan dengan bel pada pukul 04.30 tepat untuk memulai aktifitas tapa lagi di hari berikutnya.. ya sudahlah saya berbaring saja hingga terasa tidur-tidur ayam.. dan sejenak terdengar bunyi lonceng keras berdentang….. TENG… TENG… TENG.. menandakan tapa hari ke-6 sudah dimulai dan saya bangun juga dengan sedikit nuansa zombie atau kepala berat..

Hari H-6 dan H-7 (Realita & Personal Story)

Mungkin ada baiknya saya gabungkan saja dua hari terakhir ini karena klimaks telah terlewati. Pada hari H-6 ternyata sesi tapa berfokus pada persiapan mengakhiri pertapaan dan mempersiapkan para peserta untuk kembali ke hiruk-pikuk duniawi. Fokus setengah hari di H-6 hingga sore hari adalah mengembangkan pikiran welas asih / kelembutan cinta kasih dalam diri sehingga pikiran harmonis yang telah dilatih selama 5 hari ini tidak mudah goyah dalam kehidupan sehari-hari.. pikiran welas asih ini ditujukan ke siapa ? terutama ke diri sendiri, ke keluarga, ke sahabat, ke orang sekitar yang dikenal, ke orang sekitar yang tidak kita sukai.. terutama ke diri sendiri dilakukan dengan penekanan karena banyak yang menutup aliran keberkahan atau positif karena dalam bawah sadar tidak terlalu mencintai diri sendiri atau tidak mau berbahagia..ucapan yang dilatih berulang kali adalah “Semoga Saya Berbahagia”.. saya mendengarkan penjelasan akan hal tersebut, tetapi pada dini hari dan pagi hari pikiran saya agak melayang karena tersisa efek kurang tidur kemarin malam.. dan lagi bicara mengenai cinta kasih serta bahagia diri, saya rasanya sudah cukup terlatih, tidak sulit melakukannya dan punya trik pribadi tersendiri yang seketika dapat mengaktifkan rasa tenang berbahagia, hehehe (agak pede).. jadilah saya agak curi-curi mengistirahatkan pikiran dan badan pada saat duduk manis.. ^^”

Pada saat siang hari, pikiran sudah agak segar dan sudah bisa menganalisa lagi. Saya merasakan proses hari ke-6 ini adalah proses yang sedikit menyerupai proses self-suggestion yang kuat.. dengan ucapan berulang kali “Semoga Saya Berbahagia”, “Semoga Saya Berbahagia”, “Semoga Saya Berbahagia”.. diharapkan pikiran bahagia ini dapat masuk ke dalam bawah sadar peserta tapa dan membuat para peserta lebih fleksibel, penuh keikhlasan hati, dan ingat mengutamakan rasa bahagia selalu dalam menghadapi naik-turun atau beragam warna kehidupan.. proses pengucapan dan perasaan berulang ini kalau boleh dikatakan ingin dijadikan sebagai sebuah kebiasan alamiah, atau reflex tubuh dan pikiran.. sehingga prosesnya yang saya lihat adalah : words (kata-kata) –> habit (kebiasaan) –> character (karakter).. Bagi banyak orang atau mayoritas orang, menurut saya ini adalah hal yang baik-baik saja dan positif, karena lebih mudah dilakukan dan kalau dilakukan bermodalkan ketekunan mungkin saja bisa betul-betul merubah karakter diri, dan dengan demikian juga akan mengubah nasib hidup ke depan.. Namun saya mengenali diri sendiri dan mengetahui bahwa metode ini tidak cocok dengan saya secara pribadi.. pertama-tama saya tidak akan mengatakan kata ‘semoga’ karena kata ini membawa energi bersifat pengharapan, pengharapan akan suatu kondisi yang akan terjadi dikemudian waktu nanti.. sejak mengalami realisasi diri di negeri sakura 2010 silam, saya telah memahami dengan mendalam apa itu bahagia dan bagaimana seni hidup bahagia sejati, dan bukan saja memahami tetapi juga menyatu menjadi kebahagian itu sendiri, pengalaman ini juga telah saya tuliskan cukup panjang dalam tulisan pada tahun 2011 silam.. sehingga sekalipun memerlukan kata-kata afirmasi, maka kata-kata yang lebih tepat saya ucapkan dalam hati adalah “Saya Bahagia” atau “Yah, Saya Kebahagiaan”.. saya paham kedua kata tersebut cukup berat untuk diucapkan dengan penuh keyakinan, membawa energi ‘tanggung jawab / kredibilitas / integritas diri’ yang tinggi, dan apabila kata-kata tersebut diucapkan namun individu yang mengucapkannya belum benar-benar merasa bahagia maka akan timbul rasa denial atau penyangkalan / membohongi diri sendiri, rasa bahwa hal ini tidak tepat untuk diucapkan karena pada kenyataannya saat ini belum betul-betul bahagia.. timbulnya rasa penyangkalan diri ini berpotensi untuk menghambat menumbuhkan rasa cinta kasih diri dalam diri sendiri, dan dengan demikian maka lebih aman kepada para peserta untuk mengucapkan “Semoga Saya Berbahagia” berulang kali dengan energi rasa tanggung jawab yang lebih ringan dan bersifat pengharapan positif..

Jadi apabila dalam tapa 7 hari ini dikembangkan : words (kata-kata) –> habit (kebiasaan) –> character (karakter).. namun metode yang saya sarankan bagi para pencari kebenaran atau efek lebih permanen adalah masuk ke lapisan terdalam and meet your destiny maker : pemahaman sejati (wisdom / right thoughts) –> words –> habit –> character… hmmm… hmmm… ini tentu saja lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, ya.. ? Iya betul lebih mudah diucapkan dan berteori, tetapi sulit untuk melakukannya.. namun apabila dilakukan dengan pencarian tanpa henti maka harta karun batin itu pasti akan ditemukan, dan apabila telah ditemukan maka segala ucapan dan tindakan akan mengalir dengan alamiah tanpa pemaksaan, tidak akan ada konflik batin antara apa yang dipikirkan dengan apa yang dirasa dengan yang dilakukan, akan akan ada perasaan emosi negatif yang harus dilawan dengan afirmasi kata-kata positif, dan tidak akan lagi dengan mudahnya terseret dalam derasnya emosi serta pikiran negatif yang berseliweran di kehidupan duniawi sehari-hari kita..

“Watch your thoughts, they become words;
watch your words, they become actions;
watch your actions, they become habits;
watch your habits, they become character;
watch your character, for it becomes your destiny.”

Pada sore hari H-6 noble silence atau pertapaan tanpa bicara telah dibuka, sehingga pada saat makan malam terakhir semua para peserta tapa terlihat begitu bahagia saling berkenalan dan bertukar cerita.. jeda waktu istirahat dirasakan menjadi sangat singkat karena begitu senangnya semua peserta tapa bertukar pikiran.. saya sendiri berbicara dengan group bapak-bapak dan beberapa membicarakan efek positif kesehatan yang telah mereka rasakan dan dapatkan..

FINAL DAY

Pada hari H-7, sesi meditasi pagi hari adalah sesi meditasi terakhir, suasananya begitu menyenangkan dan sangat mudah untuk mengembangkan rasa kebahagian dalam diri karena lingkungan yang begitu kondusif.. kami juga diberitahukan bahwa pagi hari ini akan ada bhikkhu asli, iya bhikkhu asli yang sehari-hari melakukan petapaan siang-malam dan tinggal di kuil kuno sekitar, yang akan melewati tempat tapabrata kami, dan cukup jarang hal ini bisa terjadi bertepatan dengan berakhirnya sesi tapabrata serta dianggap sebagai kebetulan yang membawa berkah.. maka beberapa yang ingin menyumbangkan sesuatu bisa mendonasikan kepada bhikkhu tersebut, bhikku tersebut menjadi sarana untuk berbuat baik.. guru meditasi pun sempat terabadikan berpapasan dengan sang bhikku..

guru meditasi dan sang bhikku

Pertapaan 7 hari sudah mendekati babak penutupannya.. sebagai penutupan siang harinya kami semua diajak ke suatu tempat petapaan yang saat ini sedang dibangun di tengah-tengah pulau Bali yang diberi nama Forest Island.. tempat seluas 2 hektar ini dikelilingi oleh jurang / lereng kecil dan dikabarkan memiliki energi geografis bumi yang sangat kuat dan sangat cocok sebagai tempat bermeditasi.. saat ini sudah beberapa rumah joglo yang dibangun dan juga ada area bermeditasi spesial yang akan saya ceritakan sesaat lagi.. saat saya keluar dari kendaraan, saya memang merasakan sesuatu / feeling yang berbeda di tempat Forest Island ini, kemudian mata saya tertuju pada suatu pohon besar dengan banyak kursi disekitarnya..inilah area spesial itu, rupa-rupanya dijelaskan pohon ini adalah pohon bodhi dan bibitnya diambil langsung berasal dari India, dari pohon bodhi yang sama saat Sang Buddha Gautama mendapatkan pencerahan ketika bermeditasi 2500 tahun silam.. kelak para peserta tapa akan bisa bermalam disini dan bebas duduk bermeditasi dibawah pohon bodhi yang sama.. membayangkannya saja tentu sudah memberikan sensasi yang berbeda bukan.. 😉

pohon bodhi dan tempat meditasi

oh ya, tidak jauh dari lokasi ini saya bertemu dengan biksu orang Barat yang juga sedang dalam pertapaan di area Forest Island ini, kesan yang diberikan semacam bertemu dengan Ajahn Brahm yang jadi pengarang buku “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya” yang sadar dengan berbagai cerita bijaksana.. tampaknya tempat ini memang kelak akan menjadi salah satu pusat pertapaan di Bali atau Indonesia.. Sesi terakhir diisi oleh berbagi kesan oleh para peserta selama 7 hari tapa ini.. ada yang bilang 7hari ini hanyalah penderitaan / suffering, hehehe.. ada yang menyampaikan kesembuhan yang secara nyata dirasakannya.. ada yang menyampaikan perubahan cara pandang menjadi positif secara drastis dalam dirinya.. dan berbagai kesan lainnya.. dan tentu saja akhirnya tiada kesan terabadikan tanpa foto bersama bukan, hehehe.. 😉

foto bersama

Kesimpulan :

*) Bagi yang ingin merasakan dan mendalami Common Wisdom, maka saya rasa sesi tapa 7 hari ini akan bisa sangat membantu dan sangat saya anjurkan untuk ikuti, namun bagi para pencari kebenaran yang lebih tinggi rasanya kurang tepat untuk ikut di tapa paling dasar ini.. bagi saya sendiri tapabrata 7 hari ini membantu memperkuat pemahaman konsep-konsep abstrak yang telah saya lakukan / lakoni hingga saat ini, ibarat membaca manual guide setelah mengetahui praktik dilapangan yang tentunya pemahaman keseluruhan menjadi lebih utuh lagi..

*) Sesi tapa 7hari ini cocok bagi individu yang betul-betul ingin menyehatkan badan.. Bayangkan selama seminggu melakukan siklus istirahat atau tidur yang sehat (tidur cepat – bangun awal), makan vegetarian dan buah-buahan yang akan membersihkan racun-racun dalam tubuh, serta terhindar dari berbagai pikiran pekerjaan / tuntutan yang menyita pikiran, emosi, serta energi.. serta sesi meditasi rutin yang membantu menyehatkan badan..

*) Serta bagi praktisi meditasi pemula yang ingin belajar bermeditasi atau merasakan apa rasanya meditasi dengan fokus tentu saja sangat cocok, ada banyak kesempatan untuk berlatih sikap duduk – nafas – pikiran – dan tekad yang tepat, disertai lingkungan yang sangat kondusif dan membantu memperkuat tekad..

Saya sendiri sedikit lega karena merasa telah menuntaskan rasa penasaran akan rencana tapa 10hari di Kyoto yang tidak terjadi tahun 2011 lalu.. tentu saja juga ada perasaan telah melanjutkan inner journey yang sempat terhenti sejenak sejak bertahun-tahun lalu, dan jadi memiliki landasan pemahaman dan pengalaman yang lebih utuh lagi untuk meneruskan melakukan perjalanan kedepannya.. semoga kedepannya akan banyak meneruskan perjalanan batin seorang diri ini lagi..

Sekian ‘sharing santai’ nya.. semoga sharing pengalaman ini berguna bagi yang membacanya.. dan doumo arigatou atas kesediaannya membaca tulisan yang tidak begitu singkat ini.. kepada para pembaca yang berhasil menamatkan sharing ini, ditunggu dengan sangat comment & kesan pesan panjang x lebar x tinggi nya (kesan lengkap dan detil).. 😉

Semoga Semua Hidup Berbahagia

Handoko Luo

Oct 2016

Sun’s Halo

Leave a comment

At Bangka Island, an island located at mid south east of Sumatra Island – Indonesia, 18 August 2012 – 11.40 local time, the sky was bright and clear, a rare phenomenon occurred. It was a sun’s halo, a rainbow-like ring around the sun, the ring was so big that you need to move your head to see its full ring..

The phenomenon surprised many local people, made them stopped their vehicles and captured the sight by their mobile phone or cameras.. many of them couldn’t capture its full ring because its radius/diameter was so big..

Apparently the ring was created from interaction between the light and water crystal in the sky.. Point your thumb to the sun and open your index finger 22 degree relative to thumb, theoretically it’s the diameter of the ring..

Impression :
It was so huge, bright, and colorful.. Never in my life I watched that phenomenon in front of my own eyes directly.. Simply breathtaking ! My uncle who is aged more than half of a century said it was his first experience to watch it directly..  The ring was so huge and colorful, although it was a natural phenomenon, surely it had a magical feeling in it.. as if the entire island was covered by huge ring above..  I don’t know whether I can see it again for the second time.. the trip this time left an unforgettable memory..

How To Create The Photo :
I was accidentally there too and trying to capture the phenomenon by my camera. I immediately set my lens to 18mm (at 1.5x cropped sensor), and pointed it to the sky. To my astonishment, 18mm (correspond to around 75 degrees field of view in my camera) couldn’t capture its full ring beautifully.. :O 18mm / 75 degree FOV was sufficient to capture the ring up to its border, but it was too tight and leave no space at up and bottom of viewfinder.. As I noticed this, I changed my normal lens immediately with wide angle lens (10-20mm) and finally able to capture it with enough space at up and bottom.. Since it’s the sun, lowest ISO and fast shutter speed can be attained, giving excellent image quality without tripod..  hehehe..

Since I was away from city and proper internet connection at that time, I waited departure from Bangka Island and back to big cities to share the photo.. Quite a holiday, quite a memorable experience.. I know this natural phenomenon often occur at many places all over the world, but it’s still unpredictable when and where..  you still have to try your luck to get first experience of it and if you do get it, believe me, it’s felt magical..

*moral of the story –> bring your camera and lenses anytime.. you wouldn’t know when miracles will happen.. when you’re ready and it happens, then you’re on the right time and at the right place..

– Handoko luo, Aug 2012

Older Entries